Hegemoni Ideologi Kolonial Dan Dinamika Identitas Oeroeg (Studi Semiotika Roland Barthes tentang Mitos Identitas sebagai Dinamika Hegemoni – Counter Hegemoni pada Novel Oeroeg Karya Hella Sarafia Haa
Main Author: | Oktora, RizkiDwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120707/1/RIZKI_DWI_OKTORA_0510010040.pdf http://repository.ub.ac.id/120707/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini merupakan analisis novel tentang dinamika identitas Oeroeg dan kaitannya dengan hegemoni ideologi kolonial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hegemoni ideologi kolonial Belanda terhadap identitas Oeroeg dan counter hegemony Oeroeg terhadap hegemoni ideologi kolonial Belanda dalam novel Oeroeg karya Hella Sarafia Haasse. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan kajian dalam ranah sosiologi sastra dalam hal hegemoni ideologi kolonial terhadap identitas dalam sebuah novel. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semotika Roland Barthes tentang mitos untuk menganalisis data penelitian. Proses analisis data penelitian menggunakan signifikasi ERC Roland Barthes dengan membagi signifikasi ERC Barthes terhadap identitas Oeroeg menjadi tiga fase. Tiga fase tersebut adalah fase sebelum MULO, fase saat MULO dan fase setelah MULO. Dari tiga fase tersebut penulis menemukan tiga mitos dari identitas Oeroeg yaitu Oeroeg sebagai pribumi kelas tiga, kemudian Oeroeg sebagai golongan elite dan Oeroeg sebagai pembaharu atau kaum intelektual apabila dikaitkan dengan konsep hegemoni Antonio Gramsci. Dinamika identitas Oeroeg ini, ternyata merupakan hasil dari bentuk hegemoni ideologi kolonial Belanda yang dilakukan melalui tahap dominasi yaitu masa penjajahan Belanda dan penguasaan pemerintahan. Tahap pengarahan selanjutnya oleh Belanda adalah melalui pendidikan dan kebijakan seperti penetapan stratifikasi masyarakat berdasarkan ras yang menganggap bahwa golongan Eropa merupakan golongan terbaik. Dua hal ini ternyata mempengaruhi dinamika identitas Oeroeg. Proses hegemoni ideologi bersifat dinamis. Hal tersebut dikarenakan ideologi yang ada di masyarakat selalu dalam posisi saling meruntuhkan. Sehingga makna budaya saat ini bisa saja berubah maknanya pada masa berikutnya. Pendidikan yang telah ditempuh oleh Oeroeg ternyata menimbulkan kesadaran terhadap situasi subordinasi yang dialaminya sehingga berupaya mengubah situasi subdominasi tersebut. Hal ini sesuai dengan konsep counter hegemony Gramsci yang dilakukan oleh kaum intelektual.