Konstruksi Realitas Berita Features Tentang Kemiskinan Dan Anak-Anak Sebuah Analisis Wacana pada Program Televisi Orang Pinggiran Trans 7
Main Author: | Indramayapanna, Rakay |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120688/1/KONSTRUKSI_REALITAS_BERITA_FEATURES_TENTANG_KEMISKINAN_DAN_ANAK-ANAK_%28Sebuah_Analisis_Wacana_pada.pdf http://repository.ub.ac.id/120688/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini menganalisis konstruksi realitas pada berita features program televisi Orang Pinggiran Trans 7. Fokus penelitian adalah mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana konstruksi realitas kemiskinan pada anak-anak dibentuk oleh media massa Trans 7 dalam program berita features Orang Pinggiran. Orang Pinggiran adalah features yang menayangkan tentang biografi/profil seseorang dari sisi cara hidup. Pemilihan sampling pada penelitian ini menghasilkan tiga buah video yang dianalisis. Video tersebut berjudul “Derai Harap Bocah Penjual Bakso”, “Kisah Siti dan Rusli”, dan “Butir Harapan si Penambang Pasir”. Pada ketiga episode tersebut, kondisi sosial masyarakat kurang mampu atau kemiskinan pada anak-anak dikonstruksikan kepada khalayak. Kemiskinan sebagai bahasan sentral pada program Orang Pinggiran Trans 7 disampaikan melalui cerita yang berbeda-beda pada ketiga episodenya, namun direpresentasikan sebagai hal yang sama yakni sebagai bentuk ketidak berdayaan individu maupun kelompok. Pertarungan wacana juga muncul pada ketiga episode yang diteliti melalui pemahaman orang miskin yang kemudian dianggap sebagai orang kaya. Hal tersebut sekaligus melestarikan status quo dengan cara merepresentasikan kepuasan dalam hidup meski berada di bawah garis kemiskinan. Konstruksi kemiskinan anak-anak pada program Orang Pinggiran Trans 7 juga disampaikan melalui pemilihan kata, kalimat, dan komposisi gambar yang beragam, namun pada dasarnya memiliki karakteristik yang sama dalam mengeksploitasi sebuah kemiskinan. Secara garis besar hal tersebut ditunjukkan melalui penggambaran dan penjelasan secara detail mengenai kelemahan dan penderitaan tokoh-tokohnya, serta sikap pasif setiap tokoh dalam mengatasi kemiskinan yang ada. Terakhir, program features Orang Pinggiran sengaja mengkonstruksi kemiskinan pada anak-anak dengan melebih-lebihkan realita yang ada sehingga kemudian timbul eksploitasi yang mengarah pada diskriminasi kemiskinan didalamnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk memunculkan sisi human interest sehingga khalayak akan merasa miris, iba, atau bahkan terinspirasi akan perjuangan orang-orang miskin sehingga nantinya akan berdampak pada peningkatan rating acara tersebut.