Daftar Isi:
  • Gudep Pramuka Luar Biasa dibentuk untuk mewadahi kaum muda yang berkebutuhan khusus dan berminat dalam kepramukaan. Boden-Powell, sebagai pencetus gerakan kepanduan, menyatakan bahwa keikutsertaan mereka yang berkebutuhan khusus dalam kegiatan Pramuka dapat membantu mereka untuk membangun self esteem (Scouting with The Disabled, 2000: 5). Salah satu Pramuka Luar Biasa terdapat dalam gugus depan YPAC SLB-D Malang. Pramuka Luar Biasa SLB - D YPAC Malang berfungsi sebagai tempat pengembangan kemandirian anggota. Anggota Pramuka Luar Biasa SLB-D YPAC Malang merupakan anak-anak dengan keterbatasan fisik atau tuna daksa. Menurut Hallahan & Kauffman (1991: 344), anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik kemungkinan memiliki retardasi mental, hambatan belajar, gangguan emosional, kekacauan dalam berbicara dan berbahasa, atau memiliki bakat-bakat khusus. Anggota Pramuka Luar Biasa SLB-D YPAC Malang juga tampak memiliki kemungkinan keterbatasan yang biasa menyertai ketunadaksaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola komunikasi yang terjadi antara pembina dan anggota Pramuka Luar Biasa SLB-D YPAC Malang ketika melaksanakan kegiatan setiap minggunya. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dengan tataran analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan, yang akan memudahkan peneliti melihat proses komunikasi yang terjadi secara kontinu di dalam Pramuka Luar Biasa tersebut. Pola komunikasi yang terbentuk dalam pelaksanaan kegiatan setiap minggunya adalah pola roda. Pola tersebut terbentuk karena pembina memiliki andil penuh dalam jalannya kegiatan. Pembina sebagai pusat atau pemimpin mengalirkan pesan yang berisi materi kegiatan Pramuka Luar Biasa, interaksi dalam suasana yang ceria saat latihan, pujian dari pembina, dan perintah untuk anggota.