Pemahaman Wartawan terhadap Etika Profesi (Studi Deskriptif Kualitatif pada Wartawan Koran Lokal Kota Denpasar –Bali)
Main Author: | Sandi, EvieraParamita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120597/1/PEMAHAMAN_WARTAWAN_TERHADAP_ETIKA_PROFESI_-_Copy.pdf http://repository.ub.ac.id/120597/ |
Daftar Isi:
- Dewasa ini banyak terjadi kasus pelanggaran pada media massa yang mengatas namakan wartawan. Pelanggaran-pelanggaran pers tersebut membuat masyarakat geram dan akhirnya memberikan stigma negatif pada pers terutama wartawan pada umumnya. Seringkali terjadi benturan antara etika, identitas profesional, dan kepentingan subjektif wartawan. Saat ini, hal tersebut menjadi persoalan besar bagi wartawan di manapun. Wartawan sering dihadapkan pada hal-hal yang melanggar etika profesinya dalam mencari kebenaran sebuah informasi. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya ketidakseragaman konsep profesi dan pemahaman etika jurnalis, berbagai alasan pun muncul atas sikap yang dilakukan wartawan. Padahal jelas tertulis dalam Kode Etik Jurnalistik bahwa pelanggaran tersebut tidak diperkenankan. Penelitian ini akan berfokus pada pemahaman wartawan terhadap etika profesinya Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Sedangkan, teknik pemilihan informan adalah purposive sampling oleh sebab itu informan yang dipilih di sini adalah wartawan koran lokal di kota Denpasar yang berstatus karyawan di kantor medianya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa etika profesi wartawan dipahami sama dengan Kode Etik Jurnalistik. Namun ternyata tidak semua infoman memahami kode etik jurnalistik. Sebagian besar informan mengatakan hanya memahami kode etik jurnalistik lewat pasal-pasal yang umum saja, bahkan diantaranya tidak sepenuhnya setuju dengan kode etik jurnalistik yang ada, begitu pula dengan yang memahami etika profesi melalui Undang-Undang Pers dan Code of conduct dari perusahaan media yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya kode etik ini lemah bila dihadapkan dengan kebijakan perusahaan yang terkadang membuat wartawan mengabaikan etika dan independensinya. Pergeseran orientasi dan pemaknaan terhadap profesi berpengaruh pada cara informan memandang suatu kasus dan memutuskan etika yang dianutnya. Pergeseran ideologi yang terjadi bahkan membuat wartawan yang tadinya idealis menjadi pragmatis dalam memandang pelanggaran dan menjalankan etikanya. Hal ini tercermin dari cara pandang informan terhadap pelanggaran yang terjadi di sekitarnya. Pelanggaran tertentu yang sering terjadi seperti halnya amplop, plagiarisme berita (kloning) dan ketidakberimbangan berita yang jelas diakui sebagai sebuah pelanggaran namun dianggap sebagai suatu kebiasaan dan kewajaran dengan berbagai alasan untuk merasionalkan tindakan tersebut.