Daftar Isi:
  • Bahasa yang digunakan masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Malang khususnya yang berprofesi sebagai pedagang menjadi daya tarik penelitian ini karena bahasa yang mereka gunakan memiliki ciri khas di antara bahasa dominan yang digunakan di Kota Malang, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa (dialek Malang). Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti interaksi simbolik komunikasi verbal dan nonverbal pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang berdasarkan penggunaan bahasa dalam transaksi perdagangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teori Interaksionisme Simbolik sebagai pembahas data yang diperoleh di lapangan. Penelitian dilakukan di Pecinan Kota Malang karena merupakan pusat tempat tinggal dan tempat mata pencaharian pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang. Data dalam penelitian ini berupa bahasa verbal dan nonverbal yang diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi partisipan. Selain itu juga digunakan prosedur mencuri dengar untuk mendapatkan bahasa yang secara alamiah digunakan oleh informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa verbal pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang ketika berkomunikasi dengan konsumen adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Ngoko, sedangkan Bahasa Mandarin digunakan ketika berkomunikasi dengan konsumen keturunan Tionghoa saja. Bahasa verbal pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang ketika berkomunikasi dengan karyawan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa Ngoko, dan Bahasa Mandarin. Bahasa verbal yang digunakan pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang digunakan sebagai bahasa pengantar untuk menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri barang serta melakukan tawar menawar harga. Bahasa verbal dinyatakan dengan tujuan utama mencapai kesepakatan positif dalam transaksi perdagangan. Bahasa verbal yang digunakan pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang memiliki kelebihan dalam transaksi perdagangan, yaitu untuk menyatakan maksud dalam suatu percakapan. Sedangkan kelemahannya adalah pada penggunaan Bahasa Mandarin yang tidak dipahami terutama oleh konsumen. Bahasa nonverbal pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang ketika berkomunikasi dengan konsumen dan karyawan memiliki bentuk, makna, dan konteks secara umum, serta berfungsi sebagai pendukung bahasa verbal yang digunakan dalam berkomunikasi dengan konsumen dan karyawan. Kelebihan bahasa nonverbal yang digunakan pedagang keturunan Tionghoa di Kota Malang adalah sebagai penjelas bahasa verbal yang disampaikan secara lisan.