Pembentukan Identitas Masyarakat Tulungagung Melalui Hibriditas Budaya Cethe (Studi Kasus Tentang Hibriditas Budaya Cethe di Kabupaten Tulungagung)
Main Author: | Pambudi, AgungDwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120522/1/All_Item.pdf http://repository.ub.ac.id/120522/ |
Daftar Isi:
- Globalisasi dapat dikatakan sebagai momok yang menakutkan dalam kebudayaan. Ketradisionalan dari kebudayaan seakan-akan bertolak belakang dari globalisasi itu sendiri. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga serta para produsen rokok merupakan bentukan dari kapitalis global yang saat ini masuk kedalam ranah budaya masyarakat Tulungagung. Cethe merupakan bentuk budaya dari masyarakat Tulungagung yang diproyeksikan sebagai identitas masyarakat Tulungagung sesuai dengan karakteristik masyarakat matraman Tulungagung. Ketidak stabilan Cethe dipengaruhi oleh kapitalis global yang memungkinkan identitas masyarakat Tulungagung dibentuk melalui hibriditas. Melalui teori poskolonial hibriditas Homi K. Bhabha, peneliti menggali hibriditas yang terjadi di dalam budaya Cethe masyarakat Tulungagung sehingga mendapati pembentukan identitas masyarakat Tulungagung melalui hibriditas budaya Cethe Tulungagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan pada penelitian kali ini difokuskan pada teori poskolonial hibriditas Homi K. Bhabha. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pergulatan budaya Cethe di dalam masyarakat Tulungagung memproyeksikan peran masing-masing yang dilekatkan sebagai Penjajah dan Terjajah dan hibriditas tidak dapat lepas dari sebuah peniruan-peniruan. Peneliti mengkategorikan tiga faktor yang melandasi hibriditas budaya Cethe yaitu faktor budaya, faktor politik dan faktor ekonomi. Melalui ketiga faktor tersebut hibriditas budaya Cethe diproyeksikan sebagai identitas masyarakat Tulungagung yang dibentuk melalui pergulatan budaya Cethe. Identitas tersebut tidak akan pernah mapan seperti halnya budaya Cethe masyarakat Tulungagung yang terus mengalami perubahan seiring dengan menyikapi perkembangan dinamika masyarakat Tulungagung terhadap globalisasi yang terus bergulir.