KonflikpedagangrombengandenganPKL liarpasarmerjosarimalangakibatRelokasiPasarDinoyo.(StudiKasusPasarMerjosari, Kota Malang)
Main Author: | Kencana, RayindaPrashataya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120510/1/skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/120510/ |
Daftar Isi:
- Dari relokasi pasar Dinoyo muncul konflik yang terjadi antara pedagang pasar Dinoyo dengan pengembang pasar karena site plan yang merugikan pedagang pasar Dinoyo karena akan ditaruh dibelakang pasar setelah ada pihak ketiga sebagai perantara maka muncul kesepakatan antara pedagang Pasar Dinoyo dengan pengembang pasar sehingga konflik yang terjadi selesai. tetapi muncul konflik tersembunyi yaitu antara sesama pedagang rombengan yang dahulu sama-sama berjualan di Pasar Dinoyo. Karena mereka hanya sebagai pedagang kaki lima dan tidak punya ganti rugi atas relokasi pasar dinoyo maka mereka harus mencari temapat sendiri. Tujuan penelitian ini untuk Untuk memahami, menggali dan mendiskripsikan bentuk konflik yang terjadi antara pedagang rombengan dengan pedagang Kaki Lima dari dampak relokasi Pasar Dinoyo ke Pasar Merjosari. Penelitian ini menggunakan teori konflik yang dikemukakan oleh Lewis Alfred Coser dalam menganalisa konflik yang terjadi.konflik yang terjadi adalah konflik Non-realistis karena konflik yang terjadi awalnya adalah pedagang rombengan dengan LPMK tetapi menjadi sesama pedagang rombengan. Sebagai alat dalam melihat konflik menggunakan alat bantu bawang bombay Simon Fisher. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara dengan informan yang diperoleh dari teknik pengumpulan data purposive. Konflik yang terjadi berawal dari kebijakan LPMK tentang adanya pelarangan berjualan pada selatan pasar tetapi setelah pedaagang rombengan menjadi pedagang binaan pada Pasar Merjosari ada pedagang kaki lima lain yang berjualan dan tidak di larang. Ternyata mereka adalah pedagang rombengan lain. Konflik Pedagang rombengan dikarenakan tempat berdagang mereka yang harus pindah dri pasar Dinoyo dan tidak mempunyai tempat berdagang pada Pasar merjosari. Pada saat ada tempat di pasar merjosari tempat yang disediakan juga terbatas sehingga tidak semua pedagang rombengan dapat masuk setelah masuk ke pasar Merjosari tempat yang akan digunakan ditempati pedagang lain. Disini awal konflik muncul karena tidak mungkin adanya konflik dengan LPMK maka terjadilah konflik sesama pedagang hal ini yang dikemukakan Coser sebagai konflik Non-realistis