Manajemen Krisis Universitas Brawijaya dalam Menghadapi Krisis denganWarga Perumahan Griyasantha Grand Eksekutif (Studi pada Pembangunan Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang)

Main Author: Prastuti, Lidya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120488/1/LIDYA_PRASTUTI_0811220109.pdf
http://repository.ub.ac.id/120488/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas mengenai manajemen krisis yang dilakukan Universitas Brawijaya sebagai sebuah lembaga pendidikan dalam menghadapi krisis dengan warga Perumahan Griysantha Grand Eksekutif, berkaitan dengan pembangunan RSAUB (Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya) yang berada di kawasan Jalan Soekarno-Hatta Malang. Warga Perumahan Griyasantha Grand Eksekutif menolak keberadaan rumah sakit di lingkungan mereka karena pembangunan rumah sakit tersebut tidak sesuai site plan dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) yang dimiliki Universitas Brawijaya dianggap menyalahi aturan karena tidak mendapatkan persetujuan dari warga sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran krisis yang dialami Universitas Brawijaya serta untuk mengidentifikasi manajemen krisis yang dilakukan Universitas Brawijaya untuk mengatasi krisis ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus sehingga peneliti mendapatkan gambaran rinci atau detail mengenai krisis yang dialami Universitas Brawijaya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara, observasi non-partisipan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis yang dialami Universitas Brawijaya tidak terjadi secara tiba-tiba namun telah melewati beberapa tahapan. Dalam proses manajemen krisis Univeritas Brawijaya menunjuk secara khusus Pembantu Rektor II sebagai pejabat yang berwenang untuk menangani krisis ini. Salah satu strategi yang digunakan Universitas Brawijaya dalam proses manajemen krisis adalah strategi defensif yang artinya tidak melakukan apa-apa terhadap warga yang menolak karena Universitas Brawijaya tidak bisa melakukan pendekatan lebih jauh terhadap warga Perumahan Griyasantha Grand Eksekutif. Universitas Brawijaya lebih memilih untuk focus kepada warga sekitar yang pro terhadap dibangunnya RSAUB sehingga dapat berpartisipasi secara aktif pasca rumah sakit jadi. Selain itu Universitas Brawijaya terus berupaya memperbarui IMB karena IMB yang sebelumnya dimiliki Universitas Brawijaya dibatalkan berdasarkan hasil sidang di PTTUN (Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara). Meskipun saat ini krisis yang dialami Universitas Brawijaya sepertinya sudah reda dan pembangunan RSAUB masih terhenti, namun warga Perumahan Griyasantha Grand Eksekutif belum bisa menerima keberadaan RSAUB di sekitar wilayah perumahan mereka.