Manajemen Konflik Pada Hubungan Pertemanan Sesama Waria Pekerja Seks Komersial di Kota Malang
Main Author: | Rusdiana, MarliaWahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120481/1/SKRIPSI_Marlia_Wahyu_Rusdiana_%280811223036%29.pdf http://repository.ub.ac.id/120481/ |
Daftar Isi:
- Waria yang notabene kaum transeksual, terlahir dalam fisik laki-laki, namun mempunyai perasaan dan jiwa perempuan (Koeswinarno, 2004). Dalam beberapa kasus, waria mempunyai kesulitan untuk mempunyai hubungan pribadi dengan lain jenis, dalam hal ini laki-laki ataupun perempuan. Setiap hubungan pertemanan mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Waria yang mempunyai sisi laki-laki dan perempuan bisa mempunyai penyebab dan penyelesaian konflik yang mungkin berbeda dengan orang kebanyakan. Penelitian ini akan berfokus pada manajemen konflik pada hubungan pertemanan sesama waria pekerja seks komersial di kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Informan yang akan digunakan adalah waria yang bekerja sebagai pekerja seks komersial yang telah menjalin hubungan pertemanan dengan sesama waria dan berdomisili di kota Malang. Penelitian ini menggunakan pusposif sampling dalam pemilihan informan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai kaum transeksual akan mempegaruhi pandangan, faktor penyebab, penyelesaian dan dampak konflik pada hubungan mereka. Informan memandang konflik adalah hal yang wajar terjadi pada hubungan siapa saja. Pada hubungan dengan teman dekatnya, waria cenderung dipengaruhi sifat perempuan. Faktor penyebab konflik pada hubungan pertemanan pada waria yang diteliti. Ketidakpastian informasi tidak ada balasan ketika menghubungi.Kekurangan dari segi fisik, kurangnya pendengaran dari salah satu pihak karena pengaruh suntik hormon. Perbedaan persepsi dan cara pandang dalam hal-hal tertentu, misalnya dalam segi fashion. Perbedaan tingkat ketertutupan dan keterbukaan waria, serta kepercayaan kepada pihak lain. Untuk penyelesaian konflik, subjek penelitian cenderung menggunakan strategi win-win dengan menggunakan taktik integrative, noncomittal statements, competitive tactics, caranya adalah berbicara dan mengungkapkan permasalahan mereka berdua.Sebagai solusi konflik, mereka menggunakan cara bersendaugurau untuk mencegah konflik menjadi besar dengan teman sesama warianya. Seringkali mereka menggunakan kata-kata kotor dan mengeluarkan umpatan mereka agar konflik terselesaikan. Dampak konflik pada hubungan pertemanan mereka adalah koreksi diri akan kesalahan masing-masing. Sedangkan dampak negatifnya adalah rasa ketidaknyamanan setelah konflik berakhir.