Daftar Isi:
  • Perkembangan gerakan demonstrasi revolusioner di negara-negara Arab yang terjadi sejak bulan Desember 2010 juga telah terjadi di Libya. Pada tanggal 15 Februari 2011, para demonstran berdemonstrasi di Benghazi untuk menuntut demokratisasi di Libya. Pemerintahan Muammar Gaddafi meresponnya dengan mengirim Tentara Nasional Libya yang menyerang para demonstran menggunakan kekerasan. Kemudian, masyarakat Libya membentuk pihak oposisi bernama National Transitional Council (NTC) untuk memberontak melawan pemerintahan Gaddafi. Pertempuran antara pemerintahan Gaddafi dengan pihak oposisi berkembang menjadi konflik sipil di Libya. Pada tanggal 17 Maret 2011, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) mengesahkan UNSC Resolution 1973 yang menjustifikasi semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi masyarakat Libya dari kekerasan yang dilakukan oleh pihak Gaddafi. Mandat tersebut mengotorisasi North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk melakukan intervensi militer di Libya dengan mengimplementasikan embargo persenjataan, zona larangan penerbangan serta serangan udara terhadap pasukan dan aset-aset militer pihak Gaddafi. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh intervensi NATO terhadap transformasi konflik sipil di Libya pada tahun 2011 dengan membandingkan dua periode konflik sipil Libya, yaitu periode konflik sebelum terjadinya intervensi NATO dan periode konflik setelah intervensi NATO terjadi.