Daftar Isi:
  • Fotografi selalu menjadi bagian dari sebuah berita, dalam hal ini khususnya fotografi jurnalistik. Foto merupakan pelengkap sebuah berita, dimana sebuah foto sebagai wakil suatu kejadian nyata yang telah terjadi. Fotografi juga mempunyai peran dalam menunjukkan berbagai wacana, termasuk masalah kekerasan yang kerap terjadi di Indonesia. Fotografi jurnalistik yang menunjukkan kekerasan salah satunya terdapat dalam buku Split Second, Split Moment karya Julian Sihombing. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif interpretatif dengan metode analisis semiotik. Fokus penelitian ini adalah kekerasan dalam foto jurnalistik dalam buku Split Second, Split Moment karya Julian Sihombing. Unit analisis penelitian ini adalah fotografi jurnalistik yang bertema kekerasan dalam buku Split Second, Split Moment karya Julian Sihombing. Hasil penelitian pada foto jurnalistik dalam buku Split Second, Split Moment karya Julian Sihombing adalah Kekerasan yang ditampilkan pada foto jurnalistik dalam buku Split Second, Split Moment karya Julian Sihombing ini menunjukkan bahwa kekerasan yang ditampilkan dalam foto merupakan kekerasan fisik yang dapat menimbulkan luka fisik, seksual, maupun psikologi. Dalam foto jurnalistik bertema kekerasan dalam buku Split Second, Split Moment karya Julian Sihombing ini menunjukkan bahwa polisi sebagai pelaku kekerasan. Tampak secara jelas dalam gambar beberapa polisi melakukan dan berusaha melakukan kekerasan kepada warga sipil yang tidak mengenakan pelindung tubuh dan tidak membawa senjata untuk melawan, sedangkan polisi terlihat mengenakan pelindung lengkap dari atas kepala hingga kaki dan sebagian membawa tongkat pemukul sebagai senjata. Pada foto jurnalistik dalam buku Spilit Second, Split Moment yang dipilih peneliti sebagai subjek peneletian, sebagian besar menggunakan unsur warna hitam putih yang memberitahukan kepada pembaca bahwa foto tersebut merupakan sebuah realita yang kelam dan menunjukkan kesedihan juga misteri. Dalam fotografi, unsur warna hitam putih pada foto berarti memberikan penegasan pada realisme, aktualitas, dan faktual. Sedangkan beberapa foto yang dipilih oleh peneliti memiliki unsur warna warm (kuning, oranye, merah atau abu-abu) yang berarti memberikan kesan optimis, adanya suatu harapan, hasrat dan agitasi. Foto jurnalistik dalam buku Spilit Second, Split Moment yang dipilih peneliti sebagai subjek penelitian menggunakan teknik pngambilan gambar long shot agar dapat memperlihatkan kejadian apa yang sedang terjadi saat itu dan beberapa menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot untuk menunjukkan hubungan personal pada subjek. Sedangkan pada foto jurnalistik sebagai subjek penelitian, Julian Sihombing juga menggunakan sudut padang high angle untuk menceritakan tentang adanya suatu dominasi, perbedaan kekuasaan dan otoritas dan menggunakan sudut pandang eye level menceritakan tentang suatu bentuk kesejajaran, kesamaan dan kesamaan derajat.