Konflik Perebutan Kekuasaan Dalam Pengelolaan Sekolah Di SMA PGRI Kepanjen Kabupaten Malang
Main Author: | Putri, RanggiSatriyanaSuyono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120345/1/051200997.pdf http://repository.ub.ac.id/120345/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas tentang konflik perebutan kekuasaan antara mantan kepala (Husen Jauhari pada tahun 1989-2006) dan kepala sekolah (Drs. Beni Santosa 2006-2010) di SMA PGRI Kepanjen Kabupaten Malang. Mantan kepala sekolah yang bernama Husen jauhari menginginkan jabatan kepala sekolah lagi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis konflik perebutan kekuasaan yang terjadi dalam sistem pendidikan di SMA PGRI Kepanjen Kabupaten Malang. Peneliti ingin mengetahui bagaimana konflik antara mantan kepala sekolah dengan kepala sekolah muncul akibat adanya kepentingan-kepentingan kekuasaan. Kepentingan untuk tetap berkuasa menjadi kepala sekolah agar mendapatkan prestise dan kekuasaan untuk menguasai aset SMA PGRI termasuk ekonomi. Penelitian ini menggunakan teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf dahrendorf untuk menganalisis konflik dan kepentingan kekuasaan yang dalam perebutan kekuasaan mantan kepala sekolah dengan kepala sekolah. Dahrendorf lebih menekankan bahwa kelompok konflik muncul sebagai tindak lanjut dari kesadaran actor dalam memahami kepentingannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara dengan sebelas informan yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa konflik yang terjadi antara mantan kepala sekolah dengan kepala sekolah di SMA PGRI Kepanjen Kabupaten Malang ini disebabkan oleh kekuasaan yang terlalu lama pada periode kepemimpinan Husen Jauhari pada tahun 1989-2006. Pak Husen ini menginginkan kekuasaan penuh dan ingin berkuasa selama-lamanya. Pak Husen merasa mempunyai kekuasaan dan otoritas di SMA PGRI. Hal ini karena pak Husen sudah bekerja dan menjadi guru di SMA PGRI selama 17 tahun ditambah pak Husen ikut membantu dibangunnya sekolah SMA PGRI. Faktor utama dari pergeseran pak Husen ke kepemimpinan pak Beni karena pak Husen terlalu lama menjadi kepala sekolah dan tidak ada rasa demokrasi dengan para guru dan karyawan. Mungkin jika kepemimpinan yang lama tetapi dalam kepemimpinan itu pak Husen lebih memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan maka hal itu tidak akan dirasakan oleh guru dan karyawan. Tetapi karena kondisi teknis, kondisi politis dan kondisi sosial semakin terasa maka hal itu mempercepat pergeseran kepemimpinan.