Perilaku Konsumtif dan Gaya Hidup Kaum Gay di Kota Malang
Main Author: | Kusuma, InesAraminta |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120333/1/cover.pdf http://repository.ub.ac.id/120333/2/belakang_cover.pdf http://repository.ub.ac.id/120333/3/skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/120333/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas tentang pola perilaku konsumtif dan gaya hidup kaum gay di Kota Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perilaku konsumtif dan gaya hidup kaum gay di kota Malang. Manfaat dari penelitian ini sebagai bahan informasi kajian sosiologis khususnya dalam hal perilaku konsumtif, gaya hidup dan gay. Penelitian ini menggunakan teori konsumsi Baudrillard dalam menganalisis pola perilaku konsumtif dan gaya hidup gay. Baudrillard melihat perilaku konsumtif sebagai logika untuk memenuhi kepuasan hasrat. Melimpahnya barang konsumsi bukan lagi karena kebutuhan masyarakat, namun lebih pada pemuasan nafsu mereka. Dalam pandangan Baudrillard, kapitalisme akhir memanfaatkan mesin hasrat tersebut untuk membelenggu masyarakat dalam jerat konsumtif. Praktik-praktik konsumsi selanjutnya menjadi gaya hidup masyarakat, termasuk di dalamnya kaum gay. Metode yang digunakan adalah kualitatif pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan enam informan serta studi dokumen dan observasi. Perilaku konsumtif pada gay khususnya di kota Malang tidak selalu berhubungan dengan dunia fashion, tetapi juga mereka dapat mengekspresikan diri dengan berkumpul bersama komunitas sebagai penunjuk status sosialnya. Gaya hidup merupakan cara individu yang diidentifikasikan dengan bagaimana cara individu tersebut menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya dan apa yang mereka pikirkan tentang lingkungan sekitarnya. Aktivitas tersebut menjadi eksistensi diri dalam dunia pergaulan dan penunjuk status sosial kaum gay dan juga dengan hal tersebut mereka menciptakan nilai “kepuasan” dalam hidup mereka.