Praktik Sosial Membaca Pada Warga Belajar dalam Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional Lanjutan (Analisis Studi Kasus Pada Program Keaksaraan Fungsional di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan
Main Author: | Amalia, Rosyidah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120327/1/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/120327/ |
Daftar Isi:
- Pendidikan nonformal khususnya keaksaraan fungsional lanjutan dengan tujuan untuk pemberantasan buta huruf. Masyarakat yang tidak mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan sekolah disebabkan oleh berbagai faktor, yang salah satunya adalah faktor ekonomi. Program keaksaraan fungsional lanjutan yang mengarah pada kewirausahaan tersebut untuk membantu masyarakat sebagai warga belajar agar mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang bersifat dinamis serta mampu memberikan pelayanan bagi warga belajar yang kurang beruntung. Dengan latar belakang demikian, maka tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Praktik Sosial yang dimiliki oleh peserta didik keaksaraan fungsional di Kelurahan Semampir Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Tujuan yang kedua adalah Menganalisis tindakan sosial Masyarakat pasca pembelajaran keaksaraan fungsional akan pentingnya pendidikan di Kelurahan Semampir Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Penelitian ini menggunakan teori praktik sosial dari Pierre Bourdieu. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui bagaimana masyarakat dalam praktik sosialnya membaca buku keterampilan pasca pembelajaran keaksaraan fungsional yang merupakan program dari pemerintah dalam memberantas buta huruf, siapa-siapa aktor yang memegang peran dalam pelaksanaan program keaksaraan fungsional , serta pelaksanaan keaksaraan fungsional itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian memaparkan program keaksaraan fungsional menghasilkan praktik sosial pada masyarakat dalam membaca buku keterampilan. Praktik sosial dihasilkan dari rumus Bourdieu yaitu (HabitusxModal) + Ranah = Praktik Sosial. Pemerintah menginginkan program tersebut untuk memberantas buta huruf dan meningkatkan sumber daya manusia di daerah-daerah, sedangkan masyarakat menginginkan adanya peningkatan modal ekonomi dan modal sosial untuk berwirausaha sesuai dengan ranahnya. Keaksaraan fungsional dalam penelitian ini dilaksanakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar. Pihak Instansi disebut dengan pendamping lapangan dan Tutor sebagai tenaga pengajar. Kegiatan utama dalam program keaksaraan fungsional lanjutan yaitu memberikan pengajaran mengenai calistung dan ilmu-ilmu keterampilan. Praktik sosial dalam program keaksaraan fungsional lanjutan pada pelaksanaannya berjalan dengan lancar namun saat pasca pembelajaran praktik sosial dapat dikatakan belum berhasil sepenuhnya karena ada beberapa aspek teoritis yang belum diterapkan.