Dialektika Agama dalam Film (Studi Reception Analysis Khalayak terhadap Dialektika Agama dalam Film “Cin(T)a”)
Main Author: | Sofyan, MuhammadEdy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120110/ |
Daftar Isi:
- Latar belakang penelitian ini adalah kontroversi terhadap film Cin(T)a yang mengangkat tema yang jarang ditampilkan di kancah perfilman di Indonesia, yaitu tentang cinta beda agama. Dalam film Cin(T)a terdapat berbagai pesan yang disampaikan melalui dialog tokoh-tokohnya, terutama pesan agama. Dialog tentang agama di film ini diidentifikasi oleh peneliti dengan istilah dialektika agama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan metode reception analysis . Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan focus group discussion (FGD), yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok mahasiswa yang beragama Islam dan kelompok mahasiswa yang beragama Kristen. Unit analisis penelitian ini adalah informasi yang berupa narasi-narasi hasil FGD. Fokus penelitian ini adalah dialektika agama dalam film Cin(T)a dan bagaimana penerimaan dan pemaknaan informan terhadap dialektika agama tersebut. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa penerimaan informan mahasiswa Kristen mengenai dialektika agama di film ini adalah bahwa dialektika agama di film ini cenderung tidak adil, dimana tokoh Cina yang beragama Kristen lebih cenderung mengalah dan membenarkan perkataan dari tokoh Annisa. Penerimaan informan mahasiswa Kristen ada yang memaknai dialektika agama tersebut sebagai sesuatu yang baik, menunjukkan realitas, dan membagikan pengalaman pribadi dari pembuat film. Kemudian dialektika agama di film ini dianggap oleh informan mahasiswa Kristen bukan untuk menghina Tuhan dan agama, tapi mengkritik realitas dan orang-orang yang masih menggunakan perbedaan agama sebagai alat propaganda. Sementara menurut informan mahasiswa beragama Islam, dialektika agama di film ini cenderung mengambang, tidak ada penyelesaian terhadap masalah agama yang ditampilkan. Penerimaan mahasiswa Islam terhadap dialektika agama di film ini adalah sebagai pembodohan terhadap Islam dan Sekularisme. Informan mahasiswa Islam juga menganggap film ini menghina Tuhan dan agama melalui dialog-dialognya. Informan mahasiswa Nasrani dan Muslim tidak berkeinginan untuk meniru dialektika agama di film ini karena menurut mereka dialektika ini adalah pembicaraan pribadi antara dua orang berbeda agama yang terlibat percintaan, dan dialektika agama ini dianggap hanya sebagai sarana hiburan dan pembelajaran terhadap isu-isu tentang realitas di Indonesia.