Pola komunikasi antar pribadi pengguna Blackberry Konflik Pada Hubungan Persahabatan Remaja Beda Budaya Di Smak Kolese Santo Yusup Malang

Main Author: Gunawantia,Riesna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120068/1/%282%29_DAFTAR_ISI_%26_ABSTRAK.pdf
http://repository.ub.ac.id/120068/2/%287%29_LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/120068/3/%281%29_COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/120068/3/%283%29_BAB_I_-_BAB_VI.pdf
http://repository.ub.ac.id/120068/3/%284%29_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/120068/
Daftar Isi:
  • Remaja akhir (16-18tahun) membangun interaksi dengan teman sebayanya secara khas untuk melakukan aktifitas bersama dalam sebuah persaabatan. Sahabat yang dipilih adalah teman sebaya yang memiliki minat dan pemikiran yang sama. Interaksi yang terjadi selama berlangsungnya hubungan persahabatan sering kali menimbulkan konflik antarpribadi. Konflik tersebut membutuhkan adanya solusi dengan cara penerapan komunikasi yang efektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan yang digunakan adalah kepala sekolah, guru BK, dan siswa remaja SMA yang menjalin hubungan persahabatan beda budaya. Penelitian ini menggunakan teknik survey dan purposif sampling dalam pemilihan informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja usia 17 tahun yang tergolong dalam fase remaja akhir lebih cenderung dekat dengan sahabatnya dibandingkan dengan orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh faktor pada fase remaja akhir ini seorang individu ingin hidup mandiri. Remaja pada usia ini akan lebih cenderung menghabiskan waktu bersama sahabatnya ketimbang dengan orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh rasa nyaman yang mereka peroleh saat mereka bersama dengan sahabatnya yang sepantaran dengan mereka. Mereka beranggapan bahwa remaja sepantaran mereka dapat lebih mudah mengerti dan memahami tentang apa yang sedang mereka alami dan rasakan. Hubungan persahabatan yang semakin lama dijalani akan menunjukkan adanya keluasan dan kedalaman hubungan yang bertambah. Disini faktor perbedaan budaya akan diabaikan. Hal inilah yang nantinya dapat menimbulkan terjadinya konflik. Faktor penyebab konflik yang biasanya dialami oleh remaja adalah perbedaan pendapat, perbedaan sifat, perbedaan pola pikir, dan perbedaan karakter antara satu individu dengan individu lainnya yang menjalin hubungan persahabatan. Konflik yang terjadi dalam setiap hubungan antarpribadi seperti dalam hubungan persahabatan akan berlangsung tidak hanya satu atau dua kali saja, tetapi mungkin juga akan terjadi berkali-kali. Tahapan terbentuknya suatu hubungan adalah tahapan yang berupa siklus yang dimulai dari kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, hingga akhirnya terjadi pemutusan hubungan. Adanya faktor kedekatan membuat dua individu akan lebih intens dan menjalin komunikasi yang efektif saat mereka mengalami konflik.