Perilaku dan Gaya Hidup Konsumen (Studi Fenomenologi Pada Konsumen Pakaian Bekas Bermerk di Pasar Comboran Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang)

Main Author: Pratiwi, Rahmania
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120044/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang perilaku dan gaya hidup konsumen pakaian bekas bermerk di Pasar Comboran Kota Malang. Saat ini penampilan luar individu merupakan aspek penting yang digunakan sebagai alat identifikasi diri dalam masyarakat. Konsumsi terhadap suatu produk yang memiliki penanda status sosial tertentu memperlihatkan pengejaran gaya hidup tertentu oleh individu. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan perilaku dan gaya hidup konsumen pakaian bekas bermerk di Pasar Comboran. Penelitian menggunakan pijakan teori perilaku konsumen oleh Engel sebagai acuan dalam menganalisis perilaku konsumen dalam memilih produk untuk dikonsumsi. Disamping itu juga dilengkapi dengan teori budaya konsumen yang dikemukakan Mike Featherstone. Menurut Featherstone konsumsi bukan hanya tentang akses terhadap benda-benda produksi melainkan lebih berperannya kepuasan dan kesenangan yang didapat dari pengalaman-pengalaman konsumsi. Dalam budaya konsumen, kepuasan individu diperoleh dari barang-barang yang dikonsumsi berkaitan dengan aksesnya yang terstruktur secara sosial. Publisitas budaya konsumen menegaskan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk melakukan ekspresi diri tanpa melihat dari mana status dan kelas sosial berasal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian menujukkan bahwa perilaku konsumen Pasar Comboran dalam mengkonsumsi pakaian bekas bermerk merupakan salah satu bentuk aktivitas konsumsi alternatif dalam masyarakat modern. Pada penelitian ini, menujukkan upaya kelas menengah untuk mengejar gaya hidup yang diciptakan oleh kelas atas. Aktivitas konsumsi pakaian bekas bermerk dilakukan bukan karena alasan kebutuhan, tetapi lebih kepada alasan simbolis yaitu status dan prestise. Penggunaan barang simbolis serta barang yang sesuai dengan perkembangan mode, walaupun merupakan imitasi ataupun salinan, tetap memberikan klasifikasi terhadap status seseorang dalam masyarakat. Kepuasan saat memperoleh produk bermerk dengan harga yang lebih miring digunakan sebagai alibi untuk terus berkonsumsi.