Konflik Kepentingan Dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Dinoyo, Kota Malang)

Main Author: Siswanto, Dedy
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120037/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang konflik kepentingan yang terjadi antara dua kubu, yaitu kubu yang menginginkan revitalisasi Pasar Dinoyo dan kubu yang menolak dilakukannya revitalisasi terhadap Pasar Dinoyo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan konflik kepentingan yang muncul dalam usaha untuk merevitalisasi Pasar Dinoyo, karena dalam perencanaannya ternyata banyak sekali pihak yang tidak setuju. Dalam menjelaskan konflik kepentingan ini dilakukan juga pemetaan terhadap aktor yang berkonflik, sumber konflik dan dinamika selama konflik ini terjadi. Penelitian ini menggunakan teori konflik kepentingan yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf untuk menganalisis konflik dan kepentingan yang muncul dalam revitalisasi Pasar Dinoyo. Dahrendorf menekankan bahwa kelompok konflik muncul sebagai tindak lanjut dari kesadaran aktor dalam memehami kepentingannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara dengan sembilan informan yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa kepentingan yang mendasari konflik di Pasar Dinoyo adalah kepentingan ekonomi dan kepentingan politis. Pemkot mengambil keuntungan dari revitalisasi Pasar Dinoyo yang mampu menambah pendapatan asli daerah dan pendapatan pribadi tanpa memperdulikan pihak lain. Dalam revitalisasi Pasar Dinoyo juga sarat dengan kepentingan politis, terutama dalam internal pedagang yang diboncengi oleh kepentingan politis dari partai politik yang ingin menarik simpati masyarakat melalui P3DKM (Paguyuban Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang). Sumber konflik berasal dari penolakan dari pedagang terhadap draf PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang diajukan oleh pengembang, karena bisa mematikan usaha pedagang. Dinamika konflik dalam revitalisasi Pasar Dinoyo cenderung fluktuatif. Konflik menemui titik damai setelah dimediasi oleh Komnas HAM yang menghasilkan draf PKS baru dan disepakati oleh semua pihak.