Konflik Sumber Daya Minyak Bumi antara Penambang Minyak Tradisional dengan PT. Pertamina (Studi Pada PT. Pertamina Cepu dan Penambang Minyak Tradisional di Desa Wonocolo, Kec. Kedewan, Bojonegoro)
Main Author: | Hidayah, AyuSeptin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120012/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas mengenai konflik yang terjadi antara penambang minyak tradisional dengan PT. Pertamina yang berpengaruh terhadap terciptanya solidaritas yang kuat antar penambang minyak tradisional. Sebagai tahap awal, penelitian ini akan membahas mengenai konflik yang terjadi antara penambang minyak tradisional dengan PT. Pertamina. Selanjutnya, penelitian ini akan membahas mengenai bentuk pemetaan konflik serta tahap resolusi konflik sehingga dapat diketahui proses penyelesaian masalah. Penelitian ini menggunakan teori konflik Ralf Dahrendorf sebagai teori utama untuk menganalisis bahwa kepemilikan akan kekuasaan dan otoritas dapat menimbulkan pembagian kelas, sehingga terjadi kesenjangan sosial antara para penambang dengan pihak PT. Pertamina. Namun, bagi Lewis Coser, konflik tidak selamanya negatif tetapi konflik bisa berfungsi positif dengan terciptanya solidaritas kelompok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik dapat dipetakan untuk mengetahui tentang sumber konflik, isu konflik, aktor konflik serta dinamika konflik. Sumber konflik yang terjadi adalah perbedaan kepentingan antara para penambang minyak tradisional dengan PT. Pertamina. aktor konflik tersebut meliputi warga desa Wonocolo terutama para penambang minyak tradisional dan PT. Pertamina serta pihak lain terkait diantaranya adalah pihak yang berwajib. Dalam mengidentifikasikan isu konflik antara penambang minyak tradisional dengan PT. Pertamina ini peneliti menganalisis dari dua pihak, yaitu pihak penambang dan pihak Pertamina. Pihak Pertamina menerima informasi mengenai jumlah pengiriman minyak mentah semakin menurun serta adanya kegiatan illegal. Disisi lain, para penambang merasakan rendahnya upah angkat dan angkut yang diterima para penambang dari Pertamina. Dalam mengatasi konflik tersebut, resolusi konflik yang telah ditempuh adalah melalui intervensi dan negosiasi politik yang didalamnya terdapat tahap compromise untuk mengurangi tuntutan pihak yang terlibat konflik. Dapat disimpulkan dari tahapan Compromise yang dilakukan telah ditemukan resolusi konflik yaitu pembagian wilayah menjadi dua bagian. Bagian yang dikelola oleh PT. Pertamina dan bagian yang dikelola oleh penambang minyak tradisional dengan diberikan kebebasan sepenuhnya kepada masyarakat.