Konstruksi Realitas Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Ahmadiyah pada majalah Tempo dan majalah Sabili)
Main Author: | Wahid, Abdul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120001/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengangkat berita tentang aliran Ahmadiyah di majalah Sabili dan Tempo . Meskipun satu peristiwa yang terjadi dalam waktu sama, sajian realitas dalam media cenderung berbeda. Perbedaan ini disebabkan konstruksi realitas oleh media yang banyak dipengaruhi latar belakang ideologi dan budaya media itu sendiri. Metode a nalisis framing model Entman dan Pan & Kosicki digunakan untuk mengetahui bagaimana media mengonstruksi teks berita. Teks berita dianalisis dari sisi sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Selanjutnya, perangkat model Entman yang mencakup define problem, diagnose cause, make moral judgement, dan treatment recommendation juga digunakan membedahnya. Penelitian ini mengungkap, Sabili cenderung membela kepentingan golongan berdasarkan ideologi yang dianut bersama . Hal ini tampak dari pemilihan narasumber, penghakiman moral, latar belakang, dan pencantuman grafis yang cenderung memojokkan pihak yang bertentangan dengan ideologi Sabili. Akibatnya, penulisan teks berita sering mengabaikan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Sabili menilai Ahmadiyah sebagai penyebab bentrokan. Penyebaran Ahmadiyah oleh Suparman dianggap telah menyalahi nilai agama tertentu. Sabili menyusun fakta lewat bahasa dan idiom secara provokatif. Terdapat bagian fakta tertentu yang tidak dipakai dan sisi fakta lain yang digunakan. Sedangkan Majalah Tempo menyusun berita lewat narasumber secara beragam . Berbagai narasumber ini membuat Tempo terlihat lebih balance dalam memberitakan. Akan tetapi, Tempo terlihat lebih kritis terhadap pemerintah dan membela Ahmadiyah untuk mencapai keadilan sesuai visi yang mereka anut. Tempo banyak memberikan gagasannya lewat unsur skrip dan retoris yang banyak menonjolkan grafis tertentu. Dengan demikian, khalayak seharusnya lebih cermat memahami sajian realitas media massa. Meskipun peristiwa terjadi pada waktu sama, namun fakta yang disajikan cenderung berbeda sesuai kepentingan dan ideologi yang dianut. Oleh sebab itu, khalayak seharusnya melihat peristiwa dari berbagai media agar dapat memahami peristiwa secara utuh.