Makna Tradisi Bersih Desa: Studi Mengenai Perbedaan Pemaknaan Tradisi Bersih Desa dan Eksistensi Pelaksanaannya Oleh Masyarakat Polowijen, Kota Malang
Main Author: | Silvia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/119972/1/051002960.pdf http://repository.ub.ac.id/119972/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini telah mengkaji tentang makna tradisi bersih desa bagi masyarakat Polowijen. Masyarakat Polowijen terbagi atas dua golongan yaitu masyarakat yang melaksanakan tradisi bersih desa secara adat dan masyarakat yang melaksanakan tradisi bersih desa secara Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku dan tindakan dalam masyarakat dalam memaknai tradisi bersih desa di Polowijen. Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai bahan pembelajaran oleh kedua tokoh dalam golongan masyarakat Polowijen yaitu tokoh adat dan tokoh agama Islam mengenai pemaknaan mengenai tradisi bersih desa, sehingga diharapkan adanya perbedaan dalam memaknai tradisi bersih desa dari dua golongan tersebut bukan menjadi suatu konflik dalam masyarakat Polowijen. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Herbert Blumer untuk menganalisis pemaknaan simbol-simbol dalam tradisi bersih desa. Blumer menjelaskan proses bagaimana individu memaknai suatu simbol-simbol tertentu dalam tradisi bersih desa. Blumer menjelaskan proses bagaimana individu tersebut memaknai suatu simbol-simbol tertentu. Makna-makna terhadap simbol tersebut melalui proses interaksi dan proses berpikir dalam individu. Kemudian dari pemaknaan individu-individu tersebut memunculkan suatu joint action yang akhirnya memunculkan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interaksionisme simbolik. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah observasi partisipatoris dimana peneliti mengikuti pelaksanaan tradisi bersih desa secara adat dan secara Islam dan wawancara dengan satu informan kunci, tiga informan utama dan empat informan pendukung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa antara masyarakat yang melaksanakan tradisi bersih desa secara adat dan secara Islam mempunyai pemaknaan yang berbeda. Perbedaan makna ini mengenai simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi bersih desa, seperti: simbol sesaji, simbol danyang , simbol situs petren dan situs kendedes serta simbol kepercayaan terhadap hal buruk yang terjadi apabila tradisi bersih desa tidak dilaksanakan. Hal inilah yang kemudian memunculkan eksistensi yang berbeda oleh masyarakat Polowijen. Masyarakat yang memaknai secara adat masih melaksanakan tradisi bersih desa secara turun temurun sedangkan masyarakat yang memaknai secara Islam melaksanakan tradisi bersih desa dengan format yang baru yaitu pengajian akbar.