Gambaran Peran Istri Dalam Sinetron (Study Reception Analysis Terhadap Peran Istri Dalam Sinetron Komedi Suami Suami Takut Istri)
Main Author: | Palupi, DyahAyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/119943/ |
Daftar Isi:
- Judul penelitian ini adalah: ”Gambaran Peran Istri Dalam Sinetron ( Study Reception Analysis Terhadap Peran Istri Dalam Sinetron Komedi Suami Suami Takut Istri)”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya dominasi cara pandang gender di media dimana perempuan digambarkan sebagai subordinasi laki-laki yang memiliki peran sebagai ibu rumah tangga dan laki-laki sebagai pemimpin rumah tangga yang memiliki kuasa. Di sisi lain, komedi Situasi Suami Suami Takut Istri diklaim meng- counter nilai-nilai dominan dimasyarakat yang cenderung patriarchal . Pemirsa mempunyai nilai dan norma sosial sendiri dalam memandang peran istri dalam rumah tangga. Hal tersebut mempengaruhi pemaknaan pemirsa. Reception pemirsa terhadap sinetron ini akan sangat menentukan bagaimana gambaran peran istri yang diterima oleh pemirsa. Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana gambaran peran istri dalam sinetron berdasarkan reception analysis pemirsa komedi situasi Suami Suami Takut Istri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode reception analysis . Unit analisis dalam penelitian ini adalah informasi yang berupa narasi-narasi hasil FGD. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan focus grup discussion (FGD). Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang. Lokasi ini dipilih karena masyarakatnya yang heterogen dan seluruh tayangan televisi nasional dapat diterima dengan baik di seluruh Kota Semarang. Penelitian ini mengelompokkan peran dalam 3 kelompok yaitu peran domestik. publik, dan sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para istri di SSTI memiliki peran social, gotong royong untuk kepentingan bersama dan saling tolong menolong antar warga. Para istri bagi beberapa partisipan dianggap hanya suka bergosip tidak jelas. Kegiatan seperti ini di satu sisi dinilai tidak produktif dan di sisi lain positif karena menunjukkan keakraban dan kekompakan. Para istri menurut partisipan tidak memiliki peran publik karena peran publik dimaknai partisipan sebagai kegiatan bekerja mencari nafkah utama yang dilakukan setiap hari oleh para suami. Oleh karena itu, partisipan tidak menilai Sheila yang bekerja sebagai artis dan Deswita yang berdagang dan menerima pesanan secara serabutan memiliki peran publik. Para istri di SSTI mempunyai peran domestik, misalnya: memasak, mengasuh anak, berdandan, belanja ke pasar dan membuatkan kopi, juga sebagai pengatur keuangan rumah tangga. Para istri juga sering meyuruh para suami melakukan pekerjaan rumah tangga, misalnya: menggendong anak, menyuci, menyetrika, membersihkan kamar mandi, belanja, dan merapikan kamar tidur. Bagi sebagian besar partisipan, para istri di SSTI sebagai pemimpin rumah tangga karena mereka yang memegang perintah dalam rumah tangga tersebut. Ada partisipan yang menganggap suami tetap sebagai pemimpin rumah tangga karena suami yang bekerja dan istri yang mengatur segalanya. Istri dalam SSTI cenderung mendominasi dalam pengambilan keputusan. Suami dalam pengambilan keputusan hanya sebagai pengikut yang menerima keputusan istri. Penggambaran peran yang lain dari biasanya ini hanya mungkin bila ditampilkan pada sinetron komedi situasi, karena bersifat hanya hiburan semata.