Makna Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Bagi Mahasiswa Pendatang (Studi Pemaknaan Realitas Malang Kota Pendidikan Bagi Mahasiswa Pendatang di Universitas Brawijaya Malang)

Main Author: FerianesSafira
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119913/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas pemaknaan terhadap realitas Malang sebagai kota pendidikan bagi mahasiswa pendatang di Universitas Brawijaya Malang. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan mahasiswa pendatang di Universitas Brawijaya Malang mengenai realitas Malang sebagai kota pendidikan dengan meninjau perkembangan pembangunan yang terjadi di kota tersebut. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai realitas Malang sebagai kota pendidikan. Sedangkan bagi para pengambil kebijakan Kota Malang penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan ke depannya agar tidak terlalu melenceng dari citra kota sebagai tempatnya pendidikan. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial yang dijabarkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Teori tersebut digunakan untuk menganalisis proses pembentukkan makna Malang sebagai kota pendidikan bagi mahasiswa pendatang di Universitas Brawijaya Malang dengan melalui tiga tahapan yang bersifat dialektis, yakni eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Teori konstruksi realitas sosial juga digunakan untuk menganalisis bagaimana mahasiswa pendatang berusaha menarik realitas obyektif sehingga menjadi realitas subyektif dalam dirinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara purposive terhadap lima orang informan utama dan dua orang informan pendukung sebagai data primer. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pendatang memperoleh pengetahuan mengenai predikat Malang sebagai kota pendidikan dari lingkungan mikro dan makro. Lingkungan mikro adalah keluarga inti dan perpanjangan dari keluarga inti seperti paman, bibi, dan juga sepupu. Lingkungan makro mencakup masyarakat yang lebih luas, yakni tetangga dan juga teman-teman di sekolah, termasuk juga informasi yang diperoleh dari televisi, surat kabar, dll. Proses eksternalisasi terjadi pada saat realitas obyektif mengenai Malang kota pendidikan disampaikan kepada mahasiswa pendatang dan mereka melakukan upaya adaptasi terhadap realitas tersebut. Proses obyektivasi terjadi ketika mahasiswa pendatang mulai berinteraksi den gan masyarakat dalam cakupan yang lebih luas dan ia melakukan proses penilaian terhadap tindakan yang dilakukan oleh di lingkungan tersebut terkait citra Malang sebagai kota pendidikan. Proses internalisasi kemudian terjadi pada saat mahasiswa pendatang mulai menarik realitas obyektif mengenai Malang kota pendidikan sehingga menjadi realitas subyektif dalam dirinya dan memunculkan persepsi-persepsi baru mengenai esensi dari Kota Malang yang dikenalnya sebagai kota pendidikan.