Kepercayaan dan Ritual Religi di Pesarean (Studi Pola Interaksi dan Persepsi Masyarakat dalam Memaknai Ritual Pemanjatan Doa di Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Main Author: SeptianDwiCahyo
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119900/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji tentang pemaknaan individu pada masyarakat sekitar dan pengunjung pesarean Gunung Kawi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman sosial individu dalam memaknai ritual pemanjatan doa dengan latar belakang kehidupan sosial. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang berbagai makna yang terbentuk berkaitan dengan ritual pemanjatan doa Gunung Kawi. Serta dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama tentang kajian simbol dan pemaknaan. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Blumer serta teori proses interaksi dari George Simmel untuk menganalisis pemaknaan ritual pemanjatan doa pada masyarakat sekitar dan pengunjung pesarean. Interaksionisme simbolik melihat bagaimana ritual pemanjatan doa menjadi perspektif bersama, bagaimana tindakan ritual tersebut memberi makna-makna khusus yang hanya dipahami oleh orang-orang yang melakukannya, dan bagaimana tindakan dan perspektif tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi subyek. Dan yang tidak kalah penting adalah pengonsepsian diri subyek. Sedangkan konsep proses interaksi Simmel mengungkapkan bahwa pada hakekatnya manusia Simmel melihat bahwa masyarakat lebih daripada hanya sekedar kumpulan individu serta pola perilakunya; namun masyarakat tidak independen dari individu yang membentuknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interaksionisme simbolik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ritual pemanjatan doa di Gunung Kawi merupakan sesuatu yang mempunyai nilai penting bagi masyarakat sekitar dan pengunjung pesarean. Namun nilai penting ini sebatas pada pengetahuan bahwa ritual tersebut memang diperlukan sebagai simbol transcendental dan kohesivitas, namun ketika individu berinteraksi masyarakat yang memiliki pemikiran lain maka makna ritual pemanjatan doa berkembang sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan (ekonomi), tradisi, dan interaksi atau kerukunan menjadi makna bersama, individu menginternalisasikan dan menginterpretasikan makna tersebut dalam perilakunya, yakni dengan melakukan ritual pemanjatan doa.