Pemberdayaan Perempuan Tani Kawasan Pinggiran Hutan Melalui Pengembangan Wanatani Model Permakultur

Main Authors: Sukesi, Keppi, Harahap, Nuddin, -, Sitawati, -, Widianto, Yuliati, Yayuk
Format: Monograph NonPeerReviewed
Terbitan: Fakultas Pertanian -Universitas Brawijaya , 2002
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11990/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menemukan model alternatif yang tepat guna dalam penataan kawasan hutan; 2) meningkatkan ketrampilan perempuan dalam penataan dan pemanfaatan sumberdaya; 3) meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui peningkatan pendidikan, pendapatan dan kesehatan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus di dusun Biyan Kabupaten Malang. Teknik pengambilan data diarahkan pada studi baseline dan rekayasa model permakultur. Kerangka analisis yang digunakan adalah analisis agroekosystem dan analisis gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Kondisi agroekosistem kawasan Biyan adalah : produktivitas lahan potensial tinggi, tetapi belum diusahakan secara optimal, stabilitas lahan belum terjamin, kelestarian perlu mendapat perhatian, kemerataan pada level rendah. 2. Struktur dan relasi gender menunjukkan : siklus aktivitas perempuan dan laki-laki pada usahatani dan ternak sangat tinggi, perempuan dan laki-laki menghasilkan pendapatan dari pekerjaan berbagi, upah perempuan buruh tani lebih rendah daripada laki-laki. Beban kerja perempuan cukup tinggi, rata-rata bekerja 11 jam per hari, pekerjaan rumahtangga menjadi tanggung jawab perempuan. Perempuan berpartisipasi dalam lembaga ekonomi. Kesehatan lingkungan, ketersediaan pakan dan kayu bakar adalah kebutuhan terkait dengan perempuan. 3. Wanatani model permakultur adalah solusi penataan lingkungan yang perlu dikembangkan. Di pekarangan dengan tanaman pagar, sawah dengan multiple cropping (tumpangsari), tegal dan tetelan dengan tanaman, kayu-kayuan produktif. Zona dekat rumah dikelola secara intensif, zona jauh dikelola minimal. 4. Model pemberdayaan perempuan dalam usaha permakultur ditekankan pada peningkatkan akses atas sumberdaya, dan ketrampilan penataan lingkungan. Model agrosilvopastoral untuk usaha permakultur, melalui paket-paket sosialisasi, pendidikan dan pendampingan.