Interpretasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Poncol Dalam Pembangunan Pasar Raya Poncol (PRP) Yang Dilakukan Pemerintah Kota Pasuruan

Main Author: Mujirahayu, KhoirulElok
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119846/1/050903329.pdf
http://repository.ub.ac.id/119846/
Daftar Isi:
  • Imron Rozuli, M. Si dan Iwan Nurhadi, M. Si.Penelitian ini membahas tentang interpretasi PKL Poncol melalui tindakan dan penafsiran mereka serta faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi PKL Poncol dalam pembangunan PRP yang dilakukan Pemerintah Kota Pasuruan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan interpretasi PKL Poncol melalui tindakan dan penafsiran mereka serta mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi PKL Poncol dalam pembangunan PRP yang dilakukan Pemerintah Kota Pasuruan. Manfaat penelitian ini pertama, memperkaya kajian keilmuan Sosiologi dalam mengamati dan mengkaji fenomenafenomena sosial terkait pelaksanaan pembangunan dan implementasi kebijakan pemerintah khususnya dalam ruang lingkup sektor informal (PKL) dan yang kedua, memberikan masukan bagi instansi yang terkait dengan permasalahan interpretasi PKL Poncol dalam pembangunan PRP. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik, terutama yang telah diungkapkan oleh George Herbert Mead. Mead menjelaskan pemikirannya yang berbasis pada Behaviorisme Sosial yang mengakui arti penting bahwa tindakan yang dapat diamati, di dalamnya memiliki aspek tersembunyi. Tindakan diartikan sebagai sebuah hasil dari proses belajar dalam memahami simbol-simbol dan saling menyesuaikan makna. Sesuai ungkapan Mead, maka interpretasi PKL Poncol (penafsiran dan tindakan mereka) tidak lepas dari proses sosialisasi dan interaksi sosial. Interpretasi yang terkonstruksi secara sosial, nantinya dapat diteliti dan diketahui melalui apa yang PKL Poncol ungkapkan dan lakukan terhadap implementasi kebijakan relokasi yang terwujud dalam pembangunan PRP. Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpretasi PKL Poncol terkonstruksi secara sosial melalui proses belajar (sosialisasi). Kejadian yang bermula dari awal berhembusnya isu penggusuran PKL Poncol dan pembangunan PRP menjadi simbol untuk dijadikan isyarat ( gesture ). Melalui isyarat-isyarat yang ditemui, akhirnya mereka melakukan interaksi untuk mengkomunikasikan apa yang sedang mereka hadapi terkait dengan pembangunan PRP oleh Pemerintah Kota Pasuruan. Proses ini menunjukkan adanya tindakan sebagai bentuk persepsi dan reaksi terhadap impuls . Lalu terjadi konfirmasi atas objek (pembangunan PRP), ditambah dengan pelaksanaan pembangunan yang melebihi batas waktu sepuluh bulan (sesuai kontrak dengan kontraktor) maka menjadikan persepsi PKL Poncol berkembang ke arah keraguan. Setelah selang waktu empat tahun, akhirnya sampai pada tahap konsumasi (PKL Poncol mengambil tindakan). Interpretasi yang terbentuk lebih pada positif (menerima keberadaan PRP) dan negatif (menolak keberadaan PRP). Tentunya, interpretasi telah terbentuk di dalam Mind dan Self . Interpretasi positif berarti “ Me ” lebih dominan, sedangkan interpretasi negatif berarti “ I ” –nya lebih dominan. Di samping itu, faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi PKL Poncol, antara lain: manfaat ( result knowledge ), kesadaran, harapan, keberanian, sasaran, pengetahuan, kemampuan, pelayanan dan fasilitas yang disediakanPemerintah Kota Pasuruan, sosialisasi tentang kebijakan relokasi dan pembangunan PRP.