Fenomena Kekerasan Seksual dalam Masa Pacaran Remaja (studi kasus pada remaja korban kekerasan seksual yang ditangani LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) WCC (Women’s Crisis Center) di Kabupaten Jombang)
Main Author: | RatihNilaDewi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/119842/1/051000049.pdf http://repository.ub.ac.id/119842/ |
Daftar Isi:
- Penelitian kali ini mengkaji fenomena kekerasan seksual dalam masa pacaran remaja yang terjadi pada remaja perempuan sedangkan pelakunya yaitu laki – laki dewasa yang tidak lain adalah pasangannya. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya fenomena kekerasan seksual dalam masa pacaran remaja yang akhir – akhir ini sering marak terjadi. Mengingat dampak dari kekerasan seksual yang dialami oleh remaja ini memiliki kompleksitas maka menarik bagi peneliti untuk mengkaji fenomena ini dengan fokus permasalahannya yaitu mencari latar belakang dari penyebab terjadinya kekerasan seksual dalam masa pacaran remaja dan juga memahami proses terjadinya kekerasan seksual itu sendiri. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, dan jenis penelitian ini bersifat eksplanatori. Teknik pengumpulan datanya yaitu melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) penyebab terjadinya kekerasan seksual antara lain (a) ketimpangan pemaknaan gender yang menganggap bahwa perempuan adalah sebagai makhluk lemah sedangkan laki – laki adalah makhluk yang kuat sehingga perbedaan gender akan termanifestasi dalam bentuk kekerasan seksual (b) keterlibatan keluarga dalam hal ini pola asuh yang cenderung otoriter dan permisif, hubungan komunikasi antara orang tua dengan anak yang kurang harmonis, dan pendidikan seks sejak dini yang tidak diberikan orang tua (c) pengaruh lingkungan sosial yang menurut Homans terdapat keterhubungan historis antara perilaku aktor terhadap lingkungan sosialnya dan sebaliknya. Dalam penelitian ini lingkungan aktor memiliki latar belakang yang negatif (d) pesatnya perkembangan Teknologi Informasi akan memudahkan akses informasi pornografi melalui media terutama media elektronik. (2) Proses terjadinya kekerasan seksual ini sesuai dengan teori Homans tentang reward dan reenforcement yaitu bentuk ganjaran dari perilaku dan perulangannya. Ketika aktor melakukan perilaku dan mendapatkan ganjaran yang positif maka perilaku tersebut kemungkinan besar akan terulang untuk yang berikutnya, jika perilaku yang dilakukan aktor tidak mendatangkan ganjaran, maka perilaku tersebut kecil kemungkinan akan terulang di masa mendatang. Dalam penelitian kali ini ganjaran yang diterima oleh pelaku cenderung positif. Adanya ancaman, bujuk rayu maupun penggunaan media minuman beralkohol inilah pelaku memaksakan hubungan seksual kepada korban dan korban pada akhirnya menuruti keinginan pelaku. Sehingga peristiwa kekerasan seksual ini terjadi secara berulang – ulang.