Kajian Pemanfaatan Goat Follicular Fluid (GFF) dalam Medium Maturasi Oosit in Vitro terhadap Ekspansi Sel Kumulus dan Tingkat Metafase II
Main Authors: | Djati, M. Sasmito, Wahjuningsih, Sri |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Terbitan: |
Fakultas Peternakan - Universitas Brawijaya
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11983/ |
Daftar Isi:
- Goat Follicular Fluid (GFF) diduga mengandung bahan yang dapat merangsang maturasi oosit. Namun demikian informasi dasar tentang preparasi dan karakterisasi GFF dan potensi pemanfaatannya dalam maturasi oosit in vitro belum diketahui. Dengan mengetahui potensi pemanfaatan GFF dalam medium kultur in vitro akan membuka peluang dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas oosit yang mencapai metaphase II. Tujuan penelitian yang dirancang selama 2 tahun adalah mengetahui peranan GFF dalam medium maturasi in vitro melalui pendekatan biologi molekuler. Proses meiosis pada saat maturasi oosit melibatkan aktivasi berbagai alur transduksi sinyal untuk mengaktifkan maturation promoting factor (MPF) yang terdiri dari p34Cdc2 dan Cyclin B. Regulasi maturasi oosit yang melibatkan mitogen-activated protein kinase (MAPK) cascade merupakan sistim regulasi utama yang fungsinya paralel dan berinteraksi dengan MPF dalam menjalankan progresi siklus sel meiosis oosit. Tujuan penelitian tahun pertama adalah analisis GFF untuk mengetahui (1) ekspresi protein ERK1 dan 2, prsk, Cyclin-B1 dan Cdc25A yang diuji dengan metode Western Blotting dan (2) kadar hormon FSH dan Estrogen menggunakan Radioimmunoassay (RIA). Koleksi GFF dengan cara aspirasi dari folikel kecil (< 4mm) dan besar (4-8 mm) menggunakan jarum dengan ukuran spuit 18 G. Data dianalisis secara deskriptif. Secara semikuantitatif dengan uji Western Blotting menunjukkan bahwa tampak ada ekspresi protein ERK2, hal ini ditandai dengan adanya pita tebal pada 45 kDa pada GFF yang diperoleh dari folikel besar dan kecil. Hasil uji Western Blotting pada penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ERK2 yang terekspresi, sedangkan ERK1 tidak terekspresi. Hal ini mengindikasikan bahwa GFF mengaktifkan ERK 2 melalui jalur MAPK, tetapi tidak mengaktifkan ERK1. Hasil uji Western Blotting menggunakan antibodi primer p90rsk menunjukkan bahwa pada GFF yang berasal dari folikel kecil maupun besar terdapat protein p90rsk dengan berat molekul 22 kDa. Pada penelitian ini tidak ditemukan, ekspresi p34cdc2 dan cyclin-B1. Melalui analisa RIA diperoleh hasil Konsentrasi FSH dan Estrogen di dalam GFF masing-masing adalah (1.42 ± 10.15 IU/L dan (11.44 ± 0.08 IU/L) pada folikel kecil dan (1.45 ± 0.16 IU/L dan 13.32 ± 0.26 pmol/L) pada folikel besar. Disimpulkan bahwa GFF dapat dimanfaatkan dalam medium maturasi oosit. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan aplikasi penggunaan GFF dalam medium maturasi in vitro untuk meningkatkan keberhasilan maturasi oosit yang diukur dari ekspansi sel kumulus dan tingkat metafase II.