Penggambaran Poligami dalam Film Indonesia Analisis Semiotik Penokohan Karakter Fahri dalam Film Ayat-Ayat Cinta Karya Hanung Bramantyo

Main Author: IsmaAdila
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119768/1/050900192.pdf
http://repository.ub.ac.id/119768/
Daftar Isi:
  • Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang memiliki peranan kepada khalayaknya, dengan cara yang halus dan manusia seringkali menyerap banyak pesan dari media tanpa menyadari dampak dari pesan itu. Demikian juga dunia perfilman di Indonesia, dapat dilihat bahwa teknik, isi cerita, dan perkembangan film suatu bangsa dapat dipahami secara utuh dalam hubungannya dengan pola psikologis aktual bangsa itu. Dengan kata lain, perkembangan film Indonesia dapat dipahami dengan baik jika perkembangan itu dilihat dalam hubungannya dengan latar belakang perkembangan sosial budaya bangsa tersebut. Salah satu film yang mengangkat identitas kultural dan perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia adalah Ayat-Ayat Cinta (AAC). AAC adalah film roman yang dibalut nuansa Islam. Kehadiran film AAC memang mampu menciptakan genre baru di dunia perfilman Indonesia. Film AAC menuai apresiasi yang besar dari kalangan pejabat maupun masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dari jumlah penontonnya. Hal ini tentu tidak dapat dilepaskan dari teknik pengemasan dan pemilihan tema dari film itu sendiri yaitu tentang poligami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggambaran Poligami dalam Film melalui Analisis Semiotik Penokohan Karakter Fahri dalam Film AAC. Metode penelitian ini adalah metode analisis semiotika dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Obyek penelitian berupa film AAC khususnya pada adegan Fahri sebagai tokoh utama yang merepresentasikan penggambaran poligami melalui karakternya. Teknik analisis data berdasar pada model semiotika Roland Barthes, Mitologi, yang menggunakan teknik analisis Two Order of Signification. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penggambaran poligami dalam film AAC ini digambarkan dengan sangat ideal dan harmonis. Penggambaran ini direpresentasikan melalui karakter Fahri (tokoh utama), Aisha dan Maria (sebagai tokoh pendamping). Akan tetapi meskipun ideal dan harmonis, penggambaran poligami dalam film AAC juga tidak lepas dari mitos dan konstruksi sosial tentang poligami yang berkembang di masyarakat Indonesia. Untuk melengkapi penelitian ini, disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana dampak film ini di masyarakat, pada khususnya penonton film AAC dengan menggunakan Reception Analysis . Bagi praktisi yang bergerak di bidang komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi massa dalam bidang semiotik film, agar lebih memperhatikan perspektif pengkajian film secara semiotik, karena dengan mengkaji film secara semiotik, kita bisa mendapatkan gambaran antara relasinya dengan konstruksi realitas sosial yang ada di masyarakat.