Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (Studi Perencanaan Penataan Di Taman Bungkul Surabaya)
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya upaya pemerintah daerah Surabaya dalam penataan ruang seperti penataan RTH Taman Bungkul yang mengusung konsep ‘Sport, Education dan Entertainment’. Namun, dengan adanya kegiatan all in one ini seperti sport, education, maupun entertainment justru membuat taman bungkul semakin tidak teratur. Belum pula dengan adanya kondisi tempat parkir, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terus bermunculan dan berlokasi di sekeliling taman bungkul yang menambah kesan kawasan semrawut dan menjadikan taman tidak terawat. Sehingga perencanaan dan pengawasan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam penataan Taman Bungkul Surabaya dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Perencanaan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam penataan Taman Bungkul di Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan pengelolaan Manajemen Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam penataan Taman Bungkul Surabaya telah dilakukan dengan baik. Perencanaan pengelolaan Manajemen Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersebut telah menghasilkan inovasi dalam penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Surabaya seperti Taman Bungkul. Selain itu, terdapat faktor pendukung dan penghambat Perencanaan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam penataan Taman Bungkul di Surabaya. Faktor pendukung dari sektor eksternal berasal dari lancarnya kerjasama yang dijalin DKP Surabaya dengan perusahaan swasta seperti Telkom dan PDAM, faktor pendukung dari sektor internal adalah berasal dari dukungan masyarakat serta pemerintah pusat Kota Surabaya sendiri. Sedangkan faktor yang menghambat dari sektor internal berasal dari kepatuhan pedagang kaki lima sendiri yang tidak menaati aturan yang sudah diterapkan serta kurang memadainya sarana prasarana yang dimiliki DKP Kota Surabaya, dan faktor penghambat eksternalnya adalah dari pihak masyarakat sendiri yang tidak menjaga kebersihan yang ada di sekitar Taman Bungkul Kota Surabaya.