Perubahan Struktur Sitoskeleton Berbasis Mikrotubulus dan Ultrastruktur Oosit Pasca Kriopreservasi Dengan Metode Vitrifikasi
Main Authors: | Djati, M. Sasmito, Wahjuningsih, Sri |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Terbitan: |
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
, 2006
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11964/ |
Daftar Isi:
- Tujuan Penelitian tahun pertama adalah : mengkaji kualitas oosit pasca vitrifikasi terhadap morfologi, viabilitas, serta struktur sitoskeleton oosit berbasis mikrotubulus dan mempelajari faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas oosit pasca vitrifikasi melalui evaluasi morfologi, viabilitas serta analisa mikrotubulus oosit menggunakan metode imunohistokimia. Materi penelitian adalah oosit kambing yang telah dilakukan maturasi in vitro selama 24 jam. Rancangan percobaan adalah : (1) rancangan acak lengkap pola faktorial 6x3, dengan perlakuan konsentrasi EG 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 % dan lama paparan 1,3,5 menit untuk evaluasi morfologi dan viabilitas dan (2) deskriptif untuk analisa struktur sitoskeleton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi EG dan lama paparan berpengaruh terhadap morfologi dan viabilitas (p<0.01). Persentase oosit dengan morfologi normal dan oosit hidup tertinggi serta vitrifikasi menggunakan 30 % EG dan lama paparan 3 menit, masing-masing sebesar 86.6% dan 78.7 %. Konsentrasi EG 30 % dan lama paparan 3 menit merupakan perlakuan terbaik untuk melindungi oosit pada proses vitrifikasi. Hasil pengamatan terhadap sitoskeleton berbasis mikrotubulus menggunakan metode imunohistokimia diperoleh gambar yang menunjukkan adanya perbedaan struktur sitoskeleton oosit kontrol dan oosit hasil vitrifikasi. Pada perlakuan kontrol struktur sitoskeleton berbasis mikrotubul tampak seperti benang-benang berwarna kecoklatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah proses vitrifikasi struktur sitoskeleton mengalami perubahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah vitrifikasi menggunakan 30 % EG dan lama paparan 3 menit dapat menghambat kerusakan morfologi oosit dan penurunan viabilitas yang disebabkan oleh proses vitrifikasi. Untuk menjaga fungsi oosit, struktur sitoskeleton berbasis mikrotubulus harus dapat dipertahankan. EG sebesar 30 % terbukti dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dari sitoskeleton. Struktur sitoskeleton pada perlakuan 30 % EG tampak seperti benang yang berarti masih bisa mengalami recovery, sedangkan pada konsentrasi EG yang lain, sitoskeleton oosit tampak mengalami kerusakan. Terdapat hubungan antara morfologi, viabilitas oosit dan struktur sitoskeleton berbasis mikrotubulus. Disarankan melakukan analisa ultrastruktur oosit menggunakan Transmission Electron Microscopy agar dapat menjawab mengapa terjadi penurunan kualitas oosit pasca vitrifikasi.