Springate S-Score Model untuk Memprediksi Financial Distress Perusahaan (Studi pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2015)

Main Author: Suwandani, ValeriaPramudita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119629/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi financial distress perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2015 menggunakan Springate S-Score Model. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan objek penelitian sembilan perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2015. Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan tekstil dan garmen yang menjadi objek penelitian. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk menyaring tujuh belas perusahaan yang menjadi populasi penelitian sehingga akhirnya diperoleh sembilan perusahaan tekstil dan garmen yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa perhitungan Springate S-Score Model untuk memprediksi financial distress perusahaan. Springate mengkombinasikan empat jenis rasio, yaitu modal kerja terhadap total aktiva (A), EBIT terhadap total aktiva (B), EBT terhadap total liabilitas lancar (C), dan penjualan terhadap total aktiva (D), untuk dapat memprediksi perusahaan berada pada zona aman (Z > 0,862) atau zona financial distress (Z < 0,862). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam perusahaan yang selalu berada dalam zona financial distress selama sepuluh tahun berturut-turut yaitu PT Argo Pantes Tbk, PT Ever Shine Tex Tbk, PT Panasia Indo Resources Tbk, PT Asia Pacific Investama Tbk, PT Asia Pacific Fibers Tbk, dan PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Berbeda dengan enam perusahaan lainnya, PT Polychem Indonesia Tbk berada pada zona aman hanya pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2006 hingga 2010 dan tahun 2012 hingga 2015 perusahaan berada pada zona financial distress. Hampir serupa dengan PT Polychem Indonesia Tbk, PT Eratex Djaja Tbk berada pada zona aman hanya pada tahun 2011 dan 2015, sedangkan pada tahun 2006 hingga 2010 dan tahun 2012 hingga 2014 berada pada zona financial distress. Berbeda pula dengan PT Ricky Putra Globalindo yang berada pada zona financial distress pada tahun 2008 hingga 2010 dan tahun 2015, sedangkan enam tahun lainnya yakni tahun 2006, 2007, 2011, 2012, 2013 dan 2014 berada pada zona aman. Apabila ditinjau dari hasil penelitian maka perusahaan yang diprediksi mengalami financial distress harus segera memperbaiki kondisi keuangannya dengan meningkatkan kondisi likuiditas perusahaan dan memperkecil beban pokok penjualan dan beban operasional agar nilai EBIT dan EBT yang dimiliki perusahaan menjadi besar sehingga menghasilkan laba bersih yang besar pula.