Modal Sosial Dalam Upaya Pemberdayaan Industri Kerajinan Keramik (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Sentra Industri Keramik Dinoyo Kota Malang)

Main Author: Jayadi, HamidaCondrowati
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119621/
Daftar Isi:
  • Sentra industri keramik Dinoyo merupakan salah satu IKM di Kota Malang. Namun dalam perkembangannya jumlah pelaku industri keramik serta tenaga kerja yang diserap mengalami penurunan yang disebabkan oleh sumberdaya manusia, perkembangan teknologi, modal usaha dan bergabungnya perajin satu ke yang lain. Melihat hal tersebut maka pemerintah Kota Malang terus berupaya melakukan pemberdayaan agar sentra keramik Dinoyo mampu menjadi sentra industri yang berdaya saing dan tetap bisa mempertahankan eksistensinya. Tetapi dalam upaya pemberdayaan industri keramik juga melihat dari segi modal sosial karena modal sosial memiliki kontribusi dalam pemberdayaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis upaya pemberdayaan industri keramik dan kontribusi modal sosial dalam upaya pemberdayaan industri keramik dengan menggunakan penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan peneliti dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data menggunakan teknik analisis data model Spradley. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga upaya pemberdayaan di sentra industri keramik yaitu menciptakan suasana atau iklim dengan memberikan informasi terkait bahan baku dan modal usaha; memperkuat potensi melalui pendidikan dan pelatihan tentang diversifikasi produk, manajemen pemasaran, teknologi tepat guna, studi banding, bantuan peralatan dan promosi hasil produk; serta melindungi dengan menjembatani pelaku industri keramik memperoleh HAKI dan monitoring perkembangan sentra. Sedangkan kontribusi modal sosial dalam upaya pemberdayaan industri keramik yaitu mempermudah memberikan pembinaan, mempermudah pelaku industri menjalin kerjasama, menghindari adanya persaingan tidak sehat, membantu pelaku industri memperoleh hak dan kewajiban yang sama, memperluas pemasaran dan mempermudah memperoleh informasi meskipun informasi yang diperoleh masih bersifat informasi asimetris. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka saran dari peneliti yaitu pemerintah mendirikan koperasi di sentra keramik, mengoptimalkan upaya pemberdayaan dalam hal sumberdaya manusia, promosi hasil produk, sosialisasi HAKI dan membantu paguyuban perajin dan pedagang keramik mendapatkan badan hukum serta menjaga rasa saling percaya yang terjalin antara pemerintah dengan pelaku industri dengan memberikan follow up dari pemberdayaan tersebut. Selanjutnya paguyuban perajin dan pedagang keramik disarankan untuk melakukan pergantian pengurus, membuat kesepakatan mengadakan kumpul rutin, membuat papan pengumuman di sekretariat paguyuban serta mengoptimalkan hasil produk untuk mempertahankan rasa percaya pembeli kepada pelaku industri keramik.