Pembentukan Probe dan Identifikasi Gen Tahan Kering pada Galur Kedelai Pasca Perlakuan Polietilena Glikol (PEG) dengan Metode PCR-Sekuensing

Main Authors: Arumingtyas, Estri Laras, Widoretno, Wahyu, Indriyani, Serafinah
Format: Monograph NonPeerReviewed
Terbitan: LPPM Universitas Brawijaya , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11952/
Daftar Isi:
  • Pada kedelai cekaman kekeringan pada fase generatif dilaporkan menyebabkan penurunan produksi biji hingga 50 %. Penggunaan varietas kedelai tahan terhadap kekeringan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Perakitan tanaman kedelai tahan kering telah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Berbagai metode telah digunakan antara lain dengan perlakukan kekeringan di lapang dan dilanjutkan dengan seleksi ataupun seleksi in vitro dengan memberikan simulasi kekeringan menggunakan polietilena glikol (PEG) seperti yang dilakukan oleh Widoretno et al. (2002 a,b). Seleksi tersebut menghasilkan galur-galur tahan kering. Berdasarkan uji fisiologis dalam skala laboratorium terhadap galur-galur tersebut, telah terbukti bahwa ketahanan terhadap kekeringan yang ditunjukkan oleh galur-galur tersebut berkaitan dengan peningkatan kandungan prolin tanaman. Simulasi kekeringan dengan PEG di glass house terhadap galur-galur yang secara fisiologis tahan kering, membuktikan bahwa galur-galur tersebut memang benar tahan kering dengan tingkat ketahanan medium. Secara genetis, telah diketahui bahwa ketahanan terhadap cekaman kekeringan dikontrol oleh banyak gen (Pastori & Foyer, 2002). Diantara berbagai gen tersebut gen yang telah diidentifikasi antara lain gen DREB1 yang berperanan dalam pembentukan drought responsive element binding protein, GmDREB2 yang berperanan dalam pembentukan drought responsive element binding transcription factor (Chen et al, 2004; 2005), gen Mn-sod yang berperanan dalam pembentukan manganese-superoxide dismutase (Porcel et al., 2002), gen P5CS yang mengkode pembentukan delta l-pyrroline-5-carboxylate Synthetase yang berperanan dalam akumulasi prelin (Porcel et al., 2004), gen P1P1 dan P1P2 yang bertanggungjawab terhadap pembentukan aquaporin, suatu protein yang terkait dengan ketersediaan air tanaman (Porcel et al., 2006) dan gen lea8 yang mengkode pembentukan dehydrin selama cekaman kekeringan (Porcel et al, 2005), gen HVA1 terakumulasi pada saat desikasi biji (Hong et al. 1988). Xu et al (1996), gen TPS1 mengkode trehalose-6-phosphate synthetase dan terlibat dalam biosintesis trehalose (Holmstrom et al, 1996 dan Romero.