Evaluasi Penyelenggaraan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dalam Mencapai Open Defecation Free (ODF) (Studi Pada Wilayah Kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang Tahun 2015)

Main Author: Alfian, MohammadReza
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119211/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilandasi pada evaluasi Program STBM dalam mencapai ODF (Open Defecation Free) di tahun 2015 yang diimplementasikan di Kota Malang khususnya di wilayah kerja Puskesmas Arjuno. Wilayah kerja Puskesmas merupakan wilayah yang paling buruk perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Karena itu Dinas Kesehatan Kota Malang dan Puskesmas Arjuno bertanggung jawab dan mempunyai kewajiban untuk merubah perilaku buruk warga tersebut dan mengarahkan warga untuk mencapai ODF. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis model Interaktif Miles dan Huberman. Pada model analisis ini peneliti melakukan 4 tahapan yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, kemudian menarik kesimpulan terkait evaluasi Program STBM pada permasalahan BABS diwilayah kerja Puskesmas Arjuno menuju ODF. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain : 1. Pemetaan kondisi geografis dan demografis wilayah Kota Malang, Program STBM di Kota Malang, deskripsi Dinas Kesehatan Kota Malang, deskripsi Puskesmas Arjuno, wilayah kerja Puskesmas Arjuno dll. 2. Dinas Kesehatan dan Puskesmas Arjuno melakukan penyuluhan dan pemicuan oleh Petugas Sanitarian dan Kader Lingkungan terkait kegiatan BABS. 3. Kesulitan yang dihadapi yaitu keterbatasan tenaga petugas sanitarian di Klinik Sanitasi yang berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan dan keefektifan pemicuan di lapangan. 4. Kendala pada perilaku BABS warga yang terbiasa ke sungai, masalah lahan sempit dan ekonomi juga menjadi masalah dalam mencapai ODF. 5. Dampak dari penyuluhan dan pemicuan kepada warga masih minim seperti Klinik Sanitasi dan IPAL Komunal karena sanitasi belum menjadi prioritas utama. Mengacu pada hasil analisis tersebut maka terdapat 6 saran. Pertama, diperlukan tenaga sanitarian tambahan khususnya di Puskesmas Arjuno. Kedua, petugas sanitarian dituntut mengelola waktu lebih baik pada kegiatan penyuluhan dan pemicuan. Ketiga, kerjasama lintas program dibutuhkan untuk mencapai dan mempercepat ODF. Keempat, diperlukannya Peraturan Walikota terkait terpenuhinya akses sanitasi dasar. Kelima, meningkatkan penyuluhan program IPAL Komunal Keenam, bantuan kepala daerah dan instansi terkait dalam penyuluhan pada warga/masyarakat terkait Program STBM khususnya BABS.