Implementasi Kebijakan Agropolitan Berbasis Komoditas Unggulan dalam Membangun Ekonomi Daerah (Studi Pada Kawasan Agropolitan Bawang Merah Kecamatan Sukomoro)
Main Author: | Zuhrufia, Dina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/118599/ |
Daftar Isi:
- Pembangunan sektor pertanian berperan strategis dalam membangun ekonomi daerah melalui gerakan pengembangan kawasan agropolitan. Pengembangan kawasan agropolitan memunculkan dua permasalahan yaitu bagaimana implementasi kebijakan agropolitan dalam mengembangkan kawasan berbasis komoditas unggulan dan bagaimana dampak pengembangan kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan terhadap pembangunan ekonomi daerah. Kajian terhadap permasalahan tersebut dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisa implementasi kebijakan agropolitan berbasis komoditas unggulan dalam membangun ekonomi daerah sehingga dapat mendiskripsikan fenomena yang terjadi secara konkrit, benar, komplit. Penelitian dilakukan di kawasan agropolitan bawang merah Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Terdapat tiga fokus penelitian sebagai batasan masalah pokok yang menjadi bahasan yaitu: 1) implementasi kebijakan agropolitan dalam pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan yang mencakup empat variabel yaitu: kebijakan yang diidealkan, kelompok sasaran, badan-badan pelaksana, serta unsur-unsur lingkungan yang mempengaruhi. 2) Pembangunan ekonomi daerah sebagai dampak pengembangan kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan melalui aspek pusat pertumbuhan (growth pole 3) Faktor yang berpengaruh terhadap implementasi kebijakan agropolitan berbasis komoditas unggulan dalam membangun ekonomi daerah terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Hasil dari penelitian berdasarkan fokus yang telah ditentukan bahwa implementasi kebijakan agropolitan berbasis komoditas unggulan berdasarkan variabel implementasi Kebijakan Thomas B. Smith telah dilaksanakan dengan baik. Namun belum berkembangnya kemampuan petani dalam pengolahan produk bawang merah pasca panen (off farm) serta belum optimalnya pengembangan pasar Sentra Pengembangan Agropolitan (SPA) masih menjadi perhatian khusus pokja pengembangan kawasan agropolitan. Selanjutnya dampak pengembangan kawasan agropolitan terhadap pembangunan ekonomi daerah dilihat dari pusat pertumbuhan (growth pole) telah mampu menjadi kawasan pembangunan ekonomi berdasarkan susunan pola dan struktur ruang kawasan agropolitan yang fungsinya diklasifikasikan atas sistem hirarki pusat. Tujuan dari pembangunan ekonomi ini adalah agar terwujudnya kawasan pertanian modern sebagai penggerak perekonomian perdesaan yang mampu mensejahterakan masyarakat. Faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan dalam membangun ekonomi daerah terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Hal-hal yang mendukung adalah komitmen pemerintah yang tinggi serta dukungan dan partisipasi yang besar dari masyarakat. Sedangkan faktor penghambatnya adalah rendahnya permodalan petani untuk pengembangan pengolahan bawang merah pasca panen (off farm) dan terbatasnya sarana pengolahan bawang merah pasca panen (off farm). Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan, peneliti merekomendasikan pembentukan kelembagaan masyarakat untuk pengembangan pengolahan bawang merah pasca panen (off farm). Selain itu diperlukan pengoptimalan fungsi Sentra Pengembangan Agropolitan (SPA) menjadi pusat kawasan agropolitan.