Analisis Perancangan Sistem Kanban untuk mereduksi Keterlambatan Pengiriman Pallet
Daftar Isi:
- PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan industri manufaktur yang memproduksi mobil dan komponen mobil seperti dies, part, dan block mesin. PT. TMMIN memiliki sistem produksi sendiri yang dinamakan Toyota Production System (TPS). TPS memiliki dua pilar yaitu Just In Time (JIT) dan Jidoka (tidak pernah membiarkan produk cacat lewat ke stasiun berikutnya dan otomasi dengan sentuhan manusia). PT. TMIIN membagi proses produksinya ke dalam beberapa divisi, salah satunya Divisi Stamping. Divisi Stamping menerapkan JIT berupa aliran kontinu dalam proses produksinya dan sistem tarik dengan persediaan yang sedikit. Sistem tarik di Divisi Stamping merupakan aliran informasi produksi berupa pesanan konsumen hingga ke lini produksi. Namun, dalam penerapannya masih mengalami permasalahan yaitu tidak adanya aliran informasi antara Lini QG ke lini produksi. Sehingga Lini QG mengalami ketidaktersediaan pallet yang ingin dikerjakan yang menyebabkan keterlambatan pengiriman pallet. Untuk mengatasi hal tersebut Lini QG mengerjakan pengecekan terhadap pallet yang sudah ada terlebih dahulu tanpa memperhatikan urutan kebutuhan pengiriman. Proses kerja yang seperti ini tidak sesuai dengan konsep TPS. Penelitian ini mencoba untuk mengusulkan perbaikan aliran informasi produksi antara Lini QG dengan lini produksi dengan menggunakan sistem kanban. Sebelum membuat kanban untuk Lini QG dengan lini produksi tahap pertama yaitu mengetahui aliran informasi sebelumnya. Aliran informasi sebelumnya berupa kanban eksternal dan kanban internal yang sudah diterapkan terlebih dahulu oleh Divisi Stamping. Kanban eksternal merupakan kanban pengambilan (pemasok) untuk menyediakan material yang akan di produksi lini produksi beredar diluar Divisi Stamping. Kanban internal merupakan kanban perintah produksi untuk operator lini produksi beredar di area Divisi Stamping. Setelah itu pembuatan sistem kanban untuk diterapkan dari lini produksi ke lini QG memiliki bebrapa tahapan diantaranya: perancangan dan prosedur teknis sistem kanban, perancangan kartu kanban, perancangan pos kanban, penentuan jumlah kanban, penentuan jadwal pengumpulan kanban, penerapan sistem kanban, dan melakukan perbandingan statistik. Sistem kanban nanti akan menghasilkan kartu kanban perintah dan kanban pemasok. Kartu kanban perintah merupakan perintah produksi yang dilakukan operator, sedangkan kartu kanban pemasok merupakan hasil dari kartu kanban perintah dan identitas untuk pallet. Setelah diterapkan sistem kanban antara lini produksi dan Lini QG, sistem tarik di Divisi Stamping menjadi sepenuhnya diterapkan. Keterlambatan pengiriman pallet mengalami penurunan dan Proses kerja Lini QG menjadi lebih terstruktur dan sesuai urutan kebutuhan pengiriman.