Daftar Isi:
  • Tanaman terung (Solanum melongena L.) ialah komoditas sayuran yang sangat populer dan banyak diminati khususnya oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan sehari-hari karena harganya murah dan rasanya enak. Selain itu terung mengandung gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan vitamin A dan fosfor dalam menunjang kesehatan masyarakat. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, permintaan pasar dalam negeri terhadap komoditas terung juga terus meningkat. Permintaan terung dapat dipenuhi dengan peningkatan produksi dengan cara pemupukan. Tanaman terung membutuhkan unsur hara Nitrogen (N) yang cukup tinggi dalam pertumbuhannya. Nitrogen berfungsi sebagai pengatur penggunaan kalium, fosfor dan hara penyusun lainnya. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dan kontinuitas menyebabkan kesuburan tanah menurun karena tanah mengalami kekurangan hara dan bahan organik. Untuk mengatasi permasalahan ini, dapat dilakukan menggunakan pupuk organik namun tetap dikombinasikan dengan pupuk Nitrogen (urea) untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman terung. Selain dapat menyediakan unsur hara, aplikasi pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Adil et al., 2006). Menurut Sutedjo (2010) pupuk organik merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa (seresah) tanaman yaitu pupuk kandang sapi dan kompos. Penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kesuburan tanah serta sebagai usaha dalam keberlanjutan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terbaik aplikasi pupuk N dengan pupuk organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L.). Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu komposisi dosis kombinasi pupuk organik dan pupuk nitrogen yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Komposisi 150 kg ha-1 N + kompos sampah kota 10 ton ha-1 (P2) mempunyai pertumbuhan dan hasil terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan Desember 2016 sampai bulan Maret 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan tersebut meliputi: PO Anorganik (150 kg ha-1 N), P1 (150 kg ha-1 N + pupuk kandang sapi 20 ton ha-1, P2 (150 kg ha-1 N + kompos sampah kota 10 ton ha-1, P3 (75 kg ha-1 N + pupuk kandang sapi 20 ton ha-1, P4 (75 kg ha-1 N + kompos sampah kota 10 ton ha-1, P5 (75 kg ha-1 N + pupuk kandang sapi 10 ton ha-1, P6 (75 kg ha-1 N + kompos sampah kota 5 ton ha-1, P7 (75 kg ha-1 N + pupuk kandang sapi 10 ton ha-1 + kompos sampah kota 5 ton ha-1, P8 (50 kg ha-1 N + pupuk kandang sapi 20 ton ha-1 + kompos sampah kota 10 ton ha-1. Setiap satu petak percobaan (kombinasi perlakuan) Setiap plot perlakuan percobaan terdiri atas 24 tanaman dimana 8 tanaman sampel untuk pengamatan panen. Dalam satu ulangan terdapat 27 tanaman sehingga total keseluruhan tanaman 648 tanaman. Parameter pengamatan pertumbuhan dilakukan secara non destruktif meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, umur berbuah, ii umur panen pertama dan umur panen terakhir dengan interval pengamatan 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56 dan 63 hst. Pengamatan hasil meliputi: diameter buah, panjang buah, rerata jumlah buah per tanaman, rerata jumlah buah per petak, bobot buah per buah, bobot buah per petak dan bobot buah per Ha. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh yang diberikan. Apabila berpengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji antar perlakuan menggunakan uji BNJ dengan taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk Nitrogen dan pupuk organik yang berbeda pada pertumbuhan tanaman terung berbengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur panen pertama, umur panen terakhir. Sedangkan hasil panen pada perlakuan kombinasi pupuk Nitrogen dan pupuk organik yang berbeda pada pertumbuhan tanaman terung berbengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per petak panen dan bobot buah per ha panen. Pada perlakuan P2 dengan dosis 150 N + kompos sampah kota 10 ton ha-1 dan perlakuan P6 yaitu 75 kg ha-1 N + kompos sampah kota 5 ton ha-1 memberikan hasil panen per ha lebih tinggi dari pada perlakuan yang lainnya.