Pengembangan Desa Wisata Dalam Menunjang Daerah Tujuan Wisata Di Kota Batu (Studi Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Batu)

Main Author: Candra, WahyuDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/118184/
Daftar Isi:
  • Pariwisata merupakan salah satu sektor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah, Indonesia memiliki modal utama untuk menjadikan pariwisata sebagai primadona tujuan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Dengan kondisi wilayah yang berada di daerah pegunungan dan berhawa dingin, Kota Batu menjadi salah satu destinasi pariwisata yang dapat diunggulkan. Kota Batu sendiri saat ini sedang berupaya penuh untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerahnya, salah satunya yaitu dengan mengembangkan pedesaan melalui konsep Desa Wisata. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Pengembangan Desa Wisata Dalam Menunjang Daerah Tujuan Wisata Di Kota Batu, meliputi: (a) Pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata di Kota Batu (b) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata (c) Pengembangan SDM di bidang pariwisata (d) Peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Dari hasil penelitian dapat di ketahui bahwa desa wisata yang terdapat di Kota Batu memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Peneliti mengambil beberapa contoh desa wisata yang ada di Kota Batu yaitu, Kampung Wisata Kungkuk, Desa Wisata Oro-oro Ombo, dan Desa Wisata Gunungsari yang masing-masing memiliki potensi pariwisata tersendiri. Strategi pemasaran dan promosi pada desa wisata, yaitu dengan diikutsertakannya semua desa wisata di Kota Batu dalam kegiatan atau event pariwisata yang ada, baik di Kota Batu maupun di Indonesia bahkan di luar negeri. Selain itu promosi wisata dilakukan dengan cara menyebarkan brosur dan juga melakukan kerjasama dengan travel agent untuk dapat memperkenalkan desa wisata. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata di desa wisata dilakukan secara terus menerus, misalnya pembangunan gapura desa, pavingisasi jalan, gazebo, toilet umum dan lain-lain yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman kepada para wisatawan. Akan tetapi pembangunan sarana dan prasarana tersebut masih belum bisa menyentuh keseluruhan desa wisata yang ada, seperti yang terjadi di Desa Wisata Gunungsari. Di desa wisata ini pembangunan sarana dan prasarana yang ada seluruhnya dikembangkan oleh masyarakat desa secara mandiri dan belum ada bantuan modal dari pihak pemerintah. Pengembangan SDM dibidang pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Kota Batu yaitu dengan cara melakukan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan pariwisata. Misalnya dengan melakukan pembinaan kepada ojek wisata, dokar wisata, angkot wisata, pemandu wisata, pengelola desa wisata tentang tata cara pembuatan paket wisata, cara menerima wisatawan yang berkunjung, pelatihan homestay dan juga memberdayaan pengrajin cinderamata. vii Selain itu pemerintah Kota Batu terus menyadarkan tentang pentingnya peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata desa dengan cara membentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Adapun tujuan dibentuknya POKDARWIS yaitu agar dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya kegiatan kepariwisataan yang terdapat di desanya. Akan tetapi pada kenyataannya kegiatan yang dilakukan oleh anggota POKDARWIS tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan dikarenakan adanya tumpang tindih wewenang yang ada di desa wisata dan kurangnya komitmen anggota POKDARWIS untuk secara swadaya mengembangkan desanya. Dari hasil penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kegiatan kepariwisataan yang ada di desa wisata masih memiliki banyak kendala dalam pengembangannya. Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan, baik yang bersifat sebagai pendamping pengurus desa wisata, pendamping masyarakat desa yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pariwisata, dan pemerintah kota/desa yang bersifat sebagai pembuat dan pengawas regulasi yang ada.