Hubungan Antar Aktor Dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Main Author: | Hariyani, Noeke |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/118080/ |
Daftar Isi:
- Hubungan antar aktor yang terjalin dalam pengembangan UKM khususnya pada UKM “Egg Roll Waluh” melibatkan beberapa aktor yang saling bersinergis. Namun pada kenyataannya UKM “Egg Roll Waluh” ini tidak berkembang karena aktor yang terlibat belum memahami betul peran yang dijalani. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah, pertama bagaimanakah hubungan antar aktor dalam pengembangan UKM “Egg Roll Waluh” KWT Desa Ngroto Kecamatan Cepu Kabpaten Blora, kedua apa sajakah hambatan yang terjadi pada hubungan antar aktor dalam pengembangan UKM “Egg Roll Waluh” KWT Desa Ngroto Kecamatan Cepu Kabpaten Blora, ketiga bagaimanakah model hubungan antar aktor dalam pengembangan UKM “Egg Roll Waluh” KWT Desa Ngroto Kecamatan Cepu Kabpaten Blora. Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data primer dan dokumentasi digunakan sebagai sumber data penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah dengan cara pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) hubungan antar aktor yang terkait dalam pengembangan UKM masih menyimpan kendala-kendala yang belum ada solusi seperti (a) hubungan Disperindagkop dengan pelaku UKM memiliki hubungan yang mengandung kontravensi meskipun belum sampai menimbulkan konflik, (b) hubungan antar anggota UKM kurang harmonis karena berbagai alasan dan tidak ada upaya mencari solusi, (c) hubungan masyarakat dengan pelaku UKM tidak ada kendala diantara kedua belah pihak, justru dengan adanya UKM “Egg Roll Waluh” ini memberi manfaat, (d) hubungan penjual atau reseller dengan pelaku UKM terjalin baik dan tidak memiliki suatu masalah atau hambatan, (e) hubungan pemasok waluh dengan pelaku UKM belum terjalin sinergitas diantara keduanya, (2) adapun faktor penghambat adalah wawasan yang kurang luas dan rasa cepat puas yang dimiliki anggota UKM “Egg Roll Waluh” ditambah dengan buruknya komunikasi yang terjalin dan kurang kuat komitmen serta kurangnya transparansi, (3) model hubungan antar aktor dalam pengembangan UKM ini kurang sinergis. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah (1) penambahan PPL dari Propinsi agar dapat membantu pihak Disperindagkop dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, (2) reorganisasi UKM “Egg Roll Waluh” dengan generasi muda yang lebih visioner agar dapat membawa perubahan dan dapat mengembangkan UKM, (3) peningkatan kesadaran perang masing-masing aktor dalam pengembangan UKM melalui pertemuan dengan seluruh aktor yang terlibat, (4) penambahan jaringan aktor dalam pemasaran produk.