Sinergi Antara Non-Governmental Organization dengan Lembaga Pendidikan dalam Pendidikan Antikorupsi (Studi di Kota Malang)
Main Author: | Djohar, RioWirawan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/117978/ |
Daftar Isi:
- Indonesia saat ini dikategorikan sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Fakta ini menghambat tercapainya tujuan-tujuan dari administrasi publik. Salah satu instrumen pencegahan korupsi yang dianggap efektif yaitu melalui pendidikan antikorupsi. Namun, agar pendidikan antikorupsi dapat berjalan optimal, lembaga sekolah perlu bekerjasama dengan elemenelemen masyarakat, salah satunya dengan Non-Governmental Organization (NGO). Kota Malang, yang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, ternyata berada pada posisi ke-8 sebagai wilayah dengan jumlah kerugian negara terbesar di Jawa Timur akibat perilaku korupsi. Sehingga pendidikan antikorupsi di Kota Malang penting dilaksanakan secara bersama-sama dan bersinergi antara lembaga pendidikan dengan NGO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisis sinergi antara NGO dengan lembaga pendidikan dalam pendidikan antikorupsi di kota Malang, juga pendukung dan penghambat dalam tercapainya sebuah sinergi di antara kedua lembaga tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber dan jenis data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui interview, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Miles, Huberman & Saldana. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NGO di Kota Malang telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan (sekolah) dalam melaksanakan pendidikan antikorupsi. Begitupun dengan beberapa SMA di Kota Malang sudah melaksanakan pendidikan antikorupsi bekerjasama dengan NGO di Kota Malang. Namun, kerjasama yang terjalin di antara keduanya belum sampai pada tahap yang sinergi, karena masih memiliki beberapa penghambat. Adapun yang menjadi penghambat dalam sinergi ini ialah adanya keterbatasan waktu bagi sekolah untuk menambahkan pendidikan antikorupsi lebih intensif, selain itu juga masih adanya pola pandang yang negatif dari sekolah terhadap beberapa NGO. Sedangkan yang menjadi pendukung dalam sinergi ini yaitu karena tujuan kedua lembaga masih saling terkait, serta sebagian sekolah di Kota Malang masih membutuhkan bantuan kerjasama dari NGO di Kota Malang. Untuk itu, NGO dengan sekolah perlu menjalin komunikasi yang lebih efektif untuk membangun sebuah kepercayaan, serta perlunya dukungan dari pemerintah terkait pengintegrasian pendidikan antikorupsi ke dalam kurikulum.