Analisis Altman (Z-Score) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mengukur Potensi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bei Dan Perusahaan Manufaktur Yang Delisting Dari Be

Main Author: Girlita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/117736/
Daftar Isi:
  • Industri manufaktur Indonesia mulai mengalami perlambatan baik dalam hal produksi, penjualan, maupun ekspornya. Ekspor industri manufaktur Indonesia mengalami pertumbuhan yang negatif pada tahun 2012 dan tahun 2013 yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah ekspor pada tahun 2012 dan tahun 2013. Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementrian Perindustrian, Arryanto Sagala mengatakan, pertumbuhan industri mengalami banyak hambatan di awal tahun 2011 seperti harga minyak dunia yang mengalami peningkatan sehingga memicu peningkatan harga bahan baku, harga bahan bakar minyak industri serta biaya transportasi. Hambatan indutri manufaktur Indonesia yang lainnya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), naiknya tarif dasar listrik, naiknya upah buruh serta mahalnya biaya distribusi dan logistik , serta masalah permodalan, dan regulasi dari pemerintah. Faktor-faktor penghambat tersebut harus segera diatasi agar industri manufaktur dapat tumbuh dan meningkatkan profitabilitasnya sehingga terhindar dari resiko kesulitan keuangan dan resiko mengalami kebangkrutan. Prediksi kebangkrutan merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya suatu kebangkrutan. Terdapat beberapa model preediksi kebangkrutan yang dapat digunakan manajemen untuk memprediksi kebangkrutan, yaitu model Zmijewski (X-Score) Ohlson (Y-Score), dan Altman (Z-Score). Model prediksi yang digunakan pada penelitian ini adalah model Altman (Z-Score). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan apabila diukur menggunakan model analisis Altman (Z-Score) dan untuk mengetahui tanda-tanda kebangkrutan pada suatu perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder yang berasal dari website Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 perusahaan listing yang menjadi sampel penelitian sebanyak 45% perusahaan masuk dalam kategori perusahaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan, 30% perusahaan masuk dalam kategori perusahaan rawan dan 25% perusahaan masuk dalam kategori perusahaan yang sehat selama periode 2012-2014 sedangkan dari 2 perusahaan delisting semuanya masuk dalam kategori perusahaan bangkrut selama periode penelitian. Perusahaan sebaiknya melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki kinerja keuangannya agar BEI tidak melakukan penghapusan saham atau delisting. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah dengan memperhatikan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan secara berkala agar dapat menemukan solusi seawal mungkin apabila terjadi suatu masalah pada kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan jumlah penjualan, inovasi pada produk dan pemasaran merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan listing, terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Bagi perusahaan delisting, salah upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan merger dengan perusahaan lain agar kinerja keuangan perusahaan membaik.