Analisis Kandungan Bahan Organik Di Sungai Metro Malang

Main Author: Vellendasar, Winda Gyssella i
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11770/
Daftar Isi:
  • Salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya adalah sungai. Air sungai yang keluar dari mata air biasanya mempunyai kualitas yang sangat baik. Namun dalam proses pengalirannya air tersebut akan menerima berbagai macam bahan pencemar. Masalah yang dapat teridentifikasi di Sungai Metro sehubungan dengan masuknya bahan organik ke dalam perairan Sungai Metro adalah terjadinya penurunan kualitas air akibat dari buangan limbah domestik (aktifitas masyarakat MCK) di sungai, PG.Kebonagung, serta pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan bahan organik dalam hubungannya dengan oksigen terlarut (DO) dan Biochemical Oxygen Deman (BOD) di Sungai Metro Malang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Februari – 1 Maret 2018 di Sungai Metro Malang dan Laboratorium Hidrobiologi FPIK, UB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sampel air diambil di Desa Merjosari, Karangbesuki, Pisang Candi, Bandulan, Kebonagung, Talangagung, diulang 3 kali selama 2 minggu sekali. Parameter yang diukur adalah suhu, kecepatan arus, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), Biochemical Oxygen Deman (BOD), dan Total Organic Matter (TOM). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi antar parameter kualitas air. Hasil pengukuran kualitas air yang meliputi suhu berkisar antara 21oC – 25oC. Kecepatan arus terendah 0,278 m/detik di Stasiun 6 (Desa Talangagung) dan tertinggi 1 m/detik di Stasiun 2 (Desa Karangbesuki). Derajat keasaman (pH) 7. Oksigen terlarut terendah 6,28 mg/l di Stasiun 5 (Desa Kebonagung) dan tertinggi 8,53 mg/l di Stasiun 2 (Desa Karangbesuki). Biochemical Oxygen Deman (BOD) terendah 3,04 mg/l di Stasiun 2 (Desa Karangbesuki) dan tertinggi 6,1 mg/l di Stasiun 5 (Desa Kebonagung). Kandungan total bahan organik (TOM) terendah berada di Stasiun 2 (Desa Karangbesuki) 20,22 mg/L dan Total Organic Matter (TOM) tertinggi berada di Stasiun 5 (Desa Kebonagung) 37,92 mg/L. Hal ini dikarenakan lokasi pada Stasiun 5 (Desa Kebonagung) berdekatan dengan PG.Kebonagung dan memiliki kecepatan arus yang sedang. Kandungan bahan organik dalam hubungannya dengan oksigen terlarut (DO) dan Biochemical Oxygen Deman (BOD) bersifat kuat, berkebalikan (tidak searah), dan signifikan. Hasil rata-rata oksigen terlarut terendah 6,5 mg/L pada Stasiun 5 (Desa Kebonagung) dan rata-rata oksigen terlarut tertinggi 7,99 mg/L pada Stasiun 2 (Desa Karangbesuki). Hasil rata-rata Biochemical Oxygen Deman (BOD) terendah 3,19 mg/L pada Stasiun 2 (Desa Karangbesuki) dan rata-rata Biochemical Oxygen Deman (BOD) tertinggi 5,8 mg/L pada Stasiun 5 (Desa Kebonagung). Dari hasil hubungan oksigen terlarut (DO) dan Biochemical Oxygen Deman (BOD) diketahui tidak terdapat nilai BOD yang melebihi ambang batas baku mutu air yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri maka dapat disimpulkan bahwa kandungan bahan organik di Sungai Metro tergolong cukup baik dan sedang. Kondisi perairan Sungai Metro masih dikategorikan sebagai perairan yang cukup baik.