Penggunaan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam Menentukan Saham Efisien (Studi pada Saham-Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Kompas100 Periode 2010-2013)
Main Author: | Saputra, WildanDeny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/117377/1/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/2/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/3/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/3/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/4/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/5/Cover_-_Daftar_Lampiran.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/6/Daftar_Pustaka_-_CV.pdf http://repository.ub.ac.id/117377/ |
Daftar Isi:
- Persaingan yang semakin ketat dan masa depan yang tidak pasti mendorong investor untuk melakukan investasi. Setiap investasi yang dilakukan pasti memiliki risiko yang harus perhitungkan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, investor dituntut untuk selalu memperdalam wawasan, memperbarui informasi yang diterima, maupun jeli dalam melihat potensi keuntungan yang akan didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja saham-saham perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas100 periode 2010-2013 berdasarkan tingkat pengembalian dan risiko. Selain itu dengan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM), dapat dikelompokkan saham-saham perusahaan yang tergolong saham efisien dan saham tidak efisien. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 37 saham perusahaan yang dijadikan sampel terdapat 21 saham perusahaan yang termasuk dalam kelompok saham efisien dan 16 saham perusahaan yang termasuk dalam kelompok saham tidak efisien. Kelompok saham efisien memiliki tingkat pengembalian individu lebih besar daripada tingkat pengembalian yang diharapkan. Keputusan investasi yang harus diambil oleh investor adalah membeli saham tersebut karena saham dalam kondisi undervalue. Sedangkan kelompok saham tidak efisien memiliki tingkat pengembalian individu lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan. Keputusan investasi yang harus diambil oleh investor adalah menjual saham tersebut karena saham dalam kondisi overvalue.