Analisis Sistem Pemberian Kredit Multiguna Dalam Upaya Meningkatkan Pengendalian Kredit (Studi Pada Pt Bank Jatim Tbk Cabang Lamongan)
Main Author: | Sa`adah, Aminatus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/117253/ |
Daftar Isi:
- Dunia perbankan di indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat disertai dengan persaingan yang kompetitif, banyak bank yang beroperasi di indonesia mengingat besarnya potensi pasar kredit yang ada di indonesia. Salah satu kredit yang ada yaitu kredit multiguna, kredit ini memberikan kemudahan bagi nasabah karena kredit ini banyak dibutuhkan oleh masyarakat, selain itu kredit multiguna juga menjanjikan pihak perbankan karena dapat memberikan keuntungan. Dalam pemberian kredit dibutuhkan sistem yang nantinya digunakan untuk menjalankan proses kredit serta didukung dengan pengendalian kredit yang baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya kredit macet yang tidak di inginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pemberian kredit multiguna pada PT. Bank Jatim Cabang Lamongan serta untuk mengetahui pelaksanaan sistem pemberian kredit multiguna dalam upaya meningkatkan pengendalian kredit. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan keadaan sebenarnya, kemudian menganalisis dan mengintrepetasikan data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan secara umum mengenai permasalahan yang terjadi. Hasil penelitian menyatakan bahwa PT Bank Jatim Cabang Lamongan dalam menjalankan sistem pemberian kredit multiguna sudah cukup baik dalam upaya pengendalian kredit, hal tersebut dapat dilihat dari adanya pemisahan tugas bagian yang melakukan persetujuan atas penarikan kredit dengan pencairan dana kepada nasabahdan proses kredit dapat dilakukan apabila syarat dan ketentuan dari pemohon kredit telah lengkap dan sesuai dengan prosedur kredit yang ditetapkan oleh buku pedoman pelaksanaan kredit. Selain itu, masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu ditingkatkan yaitu masih adanya perangkapan fungsi pada bagian Administrasi Kredit dan Account Officer, perangkapan fungsi antara penilai jaminan/agunan dengan penilaian kredit, serta belum adanya (Supriser Auditor) yakni pemeriksaan mendadak yang dilakukan untuk memeriksa semua berkas atau data-data yang telah dibuat oleh karyawan apakah sudah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, yang mana pemeriksaaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah karyawan telah menjalankan tugasnya dengn baik dan benar. vii Saran yang diberikan untuk bank yaitu dilakukan pemisahan tugas penilai jaminan/agunan dengan penilaian kredit. Administrasi Kredit yang melakukan on the spot hanya pada penilaian analisis kredit, sedangkan on the spot dalam penilaian agunan/jaminan dilakukan oleh Appraisal Company, sehingga pembagian tugas, tanggung jawab, serta wewenang dari masing-masing menjadi jelas dan tidak terjadi perangkapan fungsi. Serta pihak Auditor Intern melakukan pemeriksaan mendadak pada karyawan disetiap bagian.