Pengembangan Kawasan Agrowisata Buah Belimbing sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi Lokal (Studi Pada Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro)
Main Author: | Defviyanto, Singgih |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/117252/1/051501199_-_SINGGIH_DEFVIYANTO.pdf http://repository.ub.ac.id/117252/ |
Daftar Isi:
- Destinasi Agrowisata di Bojonegoro, telah berhasil membantu menghidupkan ekonomi dan sumber daya masyarakat perdesaan di wilayah tersebut dengan memanfaatkan lahan yang kurang menguntungkan, seperti rawan banjir untuk agrowisata. Namun usaha pengembangan wisata agro blimbing itu hanya berjalan stagnan dan tidak dikenal kalangan luas. Mendayagunakan dan menyeimbangkan pemanfaatan sumberdaya alam untuk memajukan kesejahteraan dan untuk mencapai kebahagiaan masyarakat dalam rangka pembangunan ekonomi lokal, berkaitan erat dengan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai aset mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui sektor agrowisata. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor: 188/183A/KEP/412.12/2008 tentang Penetapan Kawasan Agropolitan, dan Surat Keputusan Gubernur Nomor: 520/8821/202.2/2010 tentang Penetapan Kabupaten Bojonegoro sebagai Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Jawa Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan hanya dibatasi pada dua fokus penelitian, yaitu (1) pengembangan kawasan agrowisata buah belimbing sebagai strategi pembangunan ekonomi lokal, dan (2) faktor pendukung dan penghambat pengembangan kawasan agrowisata buah belimbing sebagai strategi pembangunan ekonomi lokal. Sedangkan analisis data di lapangan yang digunakan adalah analisis analisis data kualitatif tidak bersifat linea model Seidel yang terdiri dari noticing things, collecting things, dan thinking abaout things. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui tim kelompok kerja (tim pokja) agropolitan. Klasifikasi tim pokja dapat di jelaskan berdasarkan bentuk kepentingan, kekuatan (power), kepentinga (urgency), legitimasi (legitimacy), dan berdasarkan bentuk koordinasi intern dan koordinasi ekstern. Adapun program dalam mengembangan kawasan agrowisata buah belimbing diantaranya percontohan dan pengembangan komoditas unggulan, pemberdayaan kelembagaan petani, peningkatan pesona wisata dan peningkatan sarana prasarana pendukungnya. Dengan adanya pengembangan kawasan agrowisata buah belimbing, diharapkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan Surat Keputusan Bupati Bojonegoro tentang Penetapan Kawasan Agropolitan dan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang Penetapan Kabupaten Bojonegoro sebagai Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Jawa Timur. Dalam rangka meningkatlam program pengembangan kawasan agrowisata buah belimbing. Peningkatan peran Bappeda, tidak hanya sekedar ketua tim pokja agopolitan, namun sebagai pemersatu gerak dan langkah stakeholder. Memberikan reward kepada SKPD yang mempunyai komitmen yang tinggi viii terhadap keberhasilan program pengembangan kawasan agrowisata buah belimbing yang diukur melalui realisasi pencapaian program dalam RPJM Agropolitan. Mengoptimalkan produk dari buah belimbing, pemerintah perlu membuat pasar agrobis di Desa Ngringinrejo. Kendala utama adalah masalah permodalan. Oleh karena itu, diperlukan program pengembangan dan penguatan lembaga keuangan untuk membuka akses bagi petani untuk memperoleh tambahan modal bagi pengembangan usaha mereka.