Inovasi Bank Sampah Malang (Bsm) Melalui Budidaya Cacing Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Bsm Di Kelurahan Sukun Kota Malang)

Main Author: Saputri, NoviaNurEka
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/117157/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini didasarkan atas inovasi dalam pengelolaan sampah oleh Bank Sampah Malang atau BSM. Fokus awal berdirinya BSM adalah untuk mengatasi permasalahan sampah anorganik. Seiring berjalannya waktu BSM menunjukkan progress yang baik maka timbul tuntutan dari berbagai pihak untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Sehingga muncul suatu gagasan yang untuk untuk mengatasi permasalahan sampah organik sekaligus untuk memberdayakan masyarakat. Pemilihan lokasi adalah di Kelurahan Sukun, karena lokasi tersebut memiliki unit BSM yang secara keseluruhan aktif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana (2014) yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa inovasi yang dilaksanakan oleh pihak BSM merupakan inovasi terusan jika dilihat dari segi prosesnya, dan inovasi inkremental jika dilihat dari levelnya. Aktor-aktor yang terlibat didalamnya adalah pihak BSM, masyarakat Kelurahan Sukun, Pemerintah Kota Malang Khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Bentuk pemberdayaan dalam pelaksanaan inovasi ini adalah melalui sosialisasi dan pelatihan, kemudian monitoring serta distribusi. Hasil dari adanya inovasi adalah penambahan jumlah pendapatan masyarakat yaitu minimal 30.000/kg serta berkurangnya jumlah sampah organik perharinya minimal 1 kg untuk budidaya sebanyak 1 kg. Bagi BSM adanya inovasi ini akan membantu menambah kolega dan nasabah dari BSM sendiri. Faktor pendukung inovasi meliputi kepemimpinan, kerjasama, adanya fasilitas, motivasi dan dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kuantitas sumber daya manusia, komunikasi, anggaran dan sensitifitas objek inovasi. Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan kapasitas pegawai dan kuantitas jika diperlukan, kemudian meningkatkan intensitas monitoring. Sedangkan untuk objek inovasi yang sensitif yaitu dengan pengawasan secara rutin. Untuk masalah anggaran yaitu pihak BSM hendaknya mengajukan proposal terkait kegiatan tersebut