Pengelolaan Irigasi Pertanian Di Desa Gegeran Dan Desa Gelang Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

Main Author: Utami, Resti Puspita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11713/
Daftar Isi:
  • Kelangkaan air sering menyebabkan persaingan antar petani untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman. Pembagian air antar hamparan sawah dan antar petak sawah dalam hamparan yang sama membutuhkan kerjasama yang terorganisasi secara baik diantara petani di jaringan irigasi yang bersangkutan. Pembentukan organisasi Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petani dalam melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Komunikasi memegang peranan penting untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antar pengurus dan anggota HIPPA, serta mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pencapaian tujuan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan profil organisasi HIPPA di Desa Gegeran dan Desa Gelang Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo; 2 ) Mendeskripsikan bagaimana pengelolaan irigasi pertanian di Desa Gegeran dan Desa Gelang Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo; 3) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh HIPPA dalam melaksanakan program HIPPA dan upaya-upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi HIPPA dalam pengelolaan irigasi pertanian; dan 4) Mendeskripsikan strategi komunikasi yang digunakan dalam mengelola irigasi pertanian di Desa Gegeran dan Desa Gelang Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja untuk mengetahui pengelolaan irigasi yang ada di HIPPA hulu dan hilir. Metode penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman. Keabsahan data yang digunakan melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara organisasi HIPPA hulu dan HIPPA hilir. Organisasi HIPPA hulu sudah berbadan ii hukum sedangkan organisasi HIPPA hilir belum berbadan hukum. Pendistribusian air di Desa Gegeran yang berada dibagian hulu lebih mencukupi daripada Desa Gelang Lor yang berada dibagian hilir. Pengelolaan irigasi pertanian pada masing-masing HIPPA terdapat temuan-temuan menarik. Terdapat beberapa kendala dalam mengelola irigasi diantaranya proses pendistribusian air, jumlah air irigasi, rencana tata tanam, tipe jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi, dan sedimentasi. Strategi komunikasi yang selama ini dilakukan di lapang yaitu rapat kelompok tani, rapat GHIPPA, penyuluhan dan pendampingan dari Dinas Pertanian. Beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian adalah: 1) Bagi Pemerintah: Pemerintah dan Dinas Pertanian maupun Dinas Pengairan sebaiknya melakukan penyuluhan dan pendampingan dalam mengelola organisasi HIPPA untuk mencapai kemandirian HIPPA hulu dan hilir dalam kegiatan pengelolaan jaringan irigasi. Mengadakan dan membentuk pertemuan yang diikuti oleh dinas, pengurus HIPPA dan petani. Petani tidak mengetahui fungsi dan peran HIPPA sehingga petani cenderung pasif; 2) Bagi HIPPA: Strategi komunikasi yang sebaiknya dilakukan dalam menjalankan organisasi HIPPA dapat dilakukan melalui rapat rutin, rapat kelompok tani, pertemuan GHIPPA, serta penyuluhan dan pendampingan. Penyuluhan dan pendampingan yang sesuai bagi HIPPA hulu dan HIPPA hilir dapat dilakukan dalam rapat kelompok tani yang selama ini sudah rutin diagendakan. Penyuluhan dan pendampingan dapat dilakukan oleh Dinas Pertanian maupun Dinas Pengairan agar HIPPA menjadi mandiri. Selain itu terjadinya konflik dapat dihindari dan efektifitas pengelolaan irigasi pertanian dapat tercapai; 3) Bagi Akademis: Penelitian yang akan datang sebaiknya melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai kinerja organisasi GHIPPA dalam mengelola irigasi pertanian.