Partisipasi Kelompok Tani Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (Khdtk) Ub Forest (Di Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)

Main Author: Meliala, Dianti Putri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11705/
Daftar Isi:
  • Penetepan KHDTK UB Forest baru diresmikan pada tanggal 19 September 2016. Oleh karena itu, agar dapat mencapai visi-misi yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan pihak instansi maupun masyarakat setempat maka perlu kontribusi aktif dalam pengelolaaan hutan dari pengguna nya, dalam hal ini khususnya untuk kelompok tani Desa Tawangargo, Dusun Sumbersari yang hampir setiap hari berada di sekitar UB Forest. Adanya partisipasi dalam pengelolaan KHDTK UB Forest dari masyarakat yang tinggal di dalam kawasan hutan khususnya kelompok tani yang menggarap di lahan UB Forest akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian hutan. Partisipasi ini dinilai sangat dibutuhkan agar UB Forest dapat memberikan hasil yang maksimal baik untuk petani maupun instansi. Tujuan penelitian ini yaitu : a) Mendesikripsikan bentuk partisipasi yang diberikan kelompok tani dalam pengelolaaan KHDTK UB Forest dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, dan b) Mendeskripsikan potensi dampak adanya bentuk partisipasi kelompok tani dalam pengelolaan KHDTK UB Forest dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Dusun Sumbersari Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, pada Desember 2017-Januari 2018. Teknik Penentuan Informan pada penelitian ini adalah menggunakan snowball sampling untuk menentukan informan. Hasil penelitian ini adalah fungsi dan pengelolaan UB Forest dapat dilihat dari tiga komponen utama yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ditinjau dari fungsi ekonomi, masyarakat di sekitar hutan dapat menikmati hasil dari hutan yang mereka kelola dengan harapan ada peningkatan ekonomi yang stabil dan menciptakan lapangan kerja bagi generasi mendatang dengan pola peningkatan pengelolaan hutan. Ditinjau dari fungsi sosial yaitu tercipatanya solidaritas masyarakat sekitar hutan dan menghindari kesenjangan sosial di anatara kelompok masyarakat. Sedangkan jika ditinjau dari fungsi lingkungan UB Forest berfungsi sebagai konservasi, pengatur suhu lingkungan, pengatur kelembapan, pengatur cadangan air, tempat berlindung berbiaknya barbagai satwa liar, penyedia oksigen, dan prosedur bagi kehidupan kita menghambat angin, mencegah erosi, penghasil buah dan kayu serta sebagai paru paru bumi. Bentuk partisipasi petani Dusun Sumbersari dalam pengelolaan UB Forest yaitu (a) aspek sosial ialah berupa tenaga untuk ikut serta berkontribusi dalam kegiatan rapat dan sosialisasi yang diadakan, tanggapan dan saran yang diutarakan saat rapat dan sosialisasi. Selain itu membantu memberi informasi, tempat tinggal, dan kebutuhan air kepada mahasiswa yang melakukan penelitian atau praktikum; (b) aspek ekonomi ialah berupa uang (pembelian pupuk dan bahan bakar), alat kerja (cangkul, sabit, dan gunting), dan tenaga untuk perawatan ii kopi namun saat ini masih jarang dilakukan akibat kerusakan pada tanaman kopi, serta memberi tanggapan atau saran dan kehadiran dalam rapat yang diadakan untuk membahas mengenai harga jual kopi; (c) aspek lingkungan ialah berupa tenaga untuk membantu kegiatan pelebaran jalan dan memberi saran yang diutarakan saat proses pengerjaan pelebaran jalan. Potensi dampak yang timbul dengan adanya partisipasi petani Dusun Sumbersari dalam pengelolaan UB Forest yaitu : (a) aspek sosial ialah timbulnya pemahaman dari petani mengenai visi-misi UB Forest, struktur organisasi, dan manajemen pengelolaan hutan saat ini. Selain itu, para petani juga dapat menjaga sillaturahmi satu sama lain dengan berkumpul dalam rapat dan sosialisasi yang diadakan; (b) aspek ekonomi yaitu timbul dampak yang cenderung negatif akibat masih jarang dilakukan bentuk partisipasi dari petani untuk merawat tanaman kopi yang sudah rusak sehingga tanaman kopi belum menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi; dan (c) aspek lingkungan ialah proses pengerjaan pelebaran jalan menjadi semakin mudah dan lancar. Hal lain yang ditimbulkan akibat adanya pelejebaran jalan ialah luas lahan beberapa petani menjadi berkurang akibat terpotong oleh jalan yang diperlebar. Saran dalam penelitian ini adalah pihak UB Forest diharapkan mengeluarkan kebijakan khusus terkait pengelolaan komoditas kopi yang sudah rusak akibat tertutup oleh naungan pohon pinus. Selain itu masyarakat di dalam kawasan UB Forest pun hendaknya lebih aktif memberikan tanggapan terkait hal-hal yang mempengaruhi kepentingan masyarakat seperti pengambilan keputusan pengelolaan UB Forest aspek ekonomi maupun lingkungan