Strategi Pengembangan Industri Kecil Kripik Tempe Di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi (Studi Pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah Dan Perindustrian Kabupaten Ngawi)

Main Author: Gumelar, Bayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/116921/1/BAYU_GUMELAR_%28105030103111011%29_3x.pdf
http://repository.ub.ac.id/116921/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini didasari atas kurang berkembangnya industri kecil yang terdapat di daerah karena adanya persaingan global dan bagaimana peran dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam mengembangkan potensi sentra industri kecil yang terdapat di daerah. Hal ini, menuntut pemerintah melakukan pembaharuan dalam pengembangan industri kecil di Indonesia yaitu dengan kebijakan otonomi daerah yang menyangkut permasalahan di daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, dalam hal ini khususnya pemberian fasilitas pengembangan untuk industri kecil salah satunya adalah pengembangan industri kripik tempe di Desa Karangtengan Prandon Kabupaten Ngawi. Kripik tempe ngawi merupakan industri kripik tempe yang terkenal, dan menjadikan sebagai produk unggulan yang layak dikembangkan di Kabupaten ngawi. Dalam hal ini berbagai macam usaha telah dilakukan oleh Pemerintah daerah khususnya Dinas Koperasi, UMKM dan Peindustrian untuk mengembangkan industri kecil tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif melalui pendekatan kualitatif. Fokus penelitannya adalah startegi Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian dalam pengembangan sentra industri kecil kripik tempe di Desa Karangtengah Prandon yang mana peneliti membatasi pada pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), pembinaan permodalan, peningkatan kemudahan layanan perijinan, peningkatan pengembangan produksi, dan faktor pendukung dan penghambat dalam proses pengembangan potensi sentra industri kecil kripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi masih belum maksimal dan perlu untuk ditingkatkan; (2) Lokasi industri yang strategis dan dukungan Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk menjadikan kripik tempe sebagai produk unggulan merupakan faktor pendukung dalam pengembangan industri kecil kripik tempe; (3) Pengelolaan manajemen kurang profesional, kurangnya modal usaha, lemahnya peran kelembagaan dan kurangnya sarana dan prasarana dalam pemasaran merupakan faktor penghambat dalam pengembangan industri kecil kripik tempe. Saran yang diberikan adalah : (1) Perlu adanya penyususan program dan rencana yang lebih terarah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi sesuai dengan permasalahan di lapangan; (2) Mempermudah pengusaha kripik tempe untuk mendapatkan pinjaman modal; (3) Adanya semangat dari pengusaha kripik tempe untuk lebih berkembang dan berinovasi (4) Perlu adanya lembaga yang mewadahi industri kripik tempe agar pengusaha lebih mudah untuk mendapatkan informasi dan berguna untuk pengembangan kripik tempe dalam hal produksi, pemasaran dan modal.